Alun-Alun Kidul Menikmati Malam di Jogja Dengan Cara Berbeda

2020-05-04Kraton

Alun-Alun Kidul Yogyakarta

Kawasan Alun-alun Kidul atau sering disebut Alkid merupakan salah satu kawasan wisata malam di Jogja selain Malioboro, Tugu dan Titik Nol Km Yogyakarta. Halaman belakang Istana Keraton Yogyakarta ini menjelma menjadi sebuah tempat rekreasi yang sayang untuk dilewatkan. Berbagai macam kegiatan dapat dijumpai di Alkid saat menjelang sore hingga malam hari.

Banyak Kegiatan Yang Bisa Anda Lakukan di Alun Alun Kidul

Kawasan Alun-alun Kidul akan ramai menjelang sore hingga malam. Para pedagang mulai menyajikan beragam jenis dagangan untuk dijajakan. Anda akan betah berlama-lama menghabiskan malam di Alun-Alun Kidul ini. Semarak lampu lampion dan berbagai jenis hiburan membuat mata selalu terjaga.

Bermain Layang-Layang dan Gelembung Sabun di Alun-Alun Kidul

Layang-Layang Alun-Alun Kidul

Lapangan luas ini menjadi tempat bermain bagi anak-anak kecil kala sore hari. Banyak penjaja yang menawarkan aneka mainan seru seperti gelembung sabun, bola karet warna-warni, hingga layang-layang. Ditemani para orang tua yang siap mengawasi langkah si kecil. Tak hanya anak-anak, para anak muda pun ikut bermain menerbangkan layang-layang aneka rupa ke udara.

Mencoba Ritual Masangin Alun-Alun Kidul

Masangin Alun-Alun Kidul Yogyakarta

Masangin, salah satu mitos yang selalu membuat penasaran para wisatawan di Jogja. Bagi siapa saja yang berhasil masuk antara dua pohon beringin yang ada di Alkid dengan mata tertutup, maka konon hatinya bersih dan keinginannya akan terkabul.

Memang tampaknya sangat mudah, tetapi pada kenyataannya banyak yang gagal melakukannya, hanya berputar-putar di tempat, meleceng jauh ke mana-mana, atau bahkan kembali ke arah awal dia berjalan.

Jika tidak membawa penutup mata, ada penjaja yang menyewakannya dengan harga Rp5.000.

Masangin dahulu terkait dengan ritual mubeng beteng, yang dilakukan pada malam tanggal 1 Suro untuk menyambut tahun baru dalam kalender Jawa.

Pohon beringin yang lebih dikenal dengan sebutan ringin kurung tumbuh berjajar di tengah area alun-alun selatan, kedua pohon berjarak sekitar 15 meter, dan merupakan ciri khusus dari kompleks bangunan karaton Yogyakarta. Ringin kurung sejak jaman dahulu diyakini sebagai pohon keramat di lingkungan kehidupan karaton Yogyakarta.

Berkeliling Alun Alun Kidul Dengan Becak Hias

Odong-Odong Alkid Jogja

Menjelang malam, meriahnya kerlap-kerlip lampu warna-warni yang menghiasi odong-odong akan memadati Alun-Alun Kidul. Suara canda tawa orang-orang yang berusaha sekuat tenaga mengayuh becak hias membuat suasana menjadi semakin asyik. Harga sewanya beragam, antara Rp30.000-Rp50.000 untuk 3 kali putaran.

Menikmati Jajan Kuliner Malam Alun Alun Kidul

Di tengah semilir angin malam, sangat pas untuk mencicipi wedang bajigur, wedang ronde, ataupun jagung bakar yang ada di kawasan Alun-Alun Kidul ini. Jika jajanan ini tidak memuaskan Anda, cukup berjalan menuju area Wijilan yang tidak jauh dari Alun-Alun sangat terkenal dengan menu gudegnya.

Sejarah Alun Alun Kidul Yogyakarta

Alun-alun Kidul berbentuk tanah lapang luas berpasir, dengan luas sekitar 160m x 160 m. Alun-alun Kidul dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke VII pada masa pemerintahannya tahun 1877 -1921 M.

Dahulu Alun Alun Kidul Terdapat 3 Ekor Gajah Milik Raja

Di antara Jalan Ngadisuryan dan Jalan Patehan, terdapat suatu tempat yang dulunya merupakan kandang gajah dengan tiga buah tiang untuk mengikat gajah. Di dalam kandangnya gajah itu tidak diikat, setiap ada grebeg gajah itu dirias dan dikeluarkan di Alun-alun Utara. Namun kini sudah tidak ada lagi.

Alun Alun Kidul Digunakan Untuk Kepentingan Kraton Yogyakarta

Pada jaman dahulu di Alun-alun Selatan ada Palenggahan Dalem Gilang yang terletak di Tratag Rambat. Letaknya di depan Siti Hinggil berupa pasangan batu bata yang sekarang diganti ubin. Tempat ini merupakan tempat duduk raja apabila menyaksikan gladhen (latihan) para prajurit.

Secara lahir, pada jaman dahulu Alun-alun Selatan digunakan untuk berbagai keperluan yang menyangkut kepentingan Karaton Yogyakarta. Yang pertama, digunakan untuk berlatih (gladhen) bagi para prajurit karaton menjelang upacara adat tradisi budaya Garebeg, yang setiap tahun diadakan tiga kali, yaitu Garebeg Mulud, Garebeg Sawal, dan Garebeg Besar.

Kedua, Alun-alun Selatan digunakan untuk tempat menghadap bagi abdi dalem Wadana Prajurit dalam tradisi di bulan Puasa, yaitu pada malam 23, 25, 27, dan 29 bulan Puasa.

Selain itu, pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VII, setiap hari Senin dan Kamis siang, di Alun-alun Selatan diadakan pertandingan panahan, adu harimau melawan kerbau, serta hiburan berupa prajurit rampogan menangkap harimau.

Dahulu Alun Alun Kidul Sepi dan Menyeramkan

Menurut cerita, dahulu di Alun-alun Selatan sangat sepi, tidak ada orang yang berani lewat di malam hari. Tetapi pada kenyataannya sekarang tempat itu sangat ramai. Sejak kapan berubah menjadi ramai? Keramaian ini dimulai ketika bangunan Sasana Hinggil Dwi Abad yang baru, yang letaknya di sebelah utara Alun-alun Selatan digunakan untuk pagelaran wayang kulit semalam suntuk setiap Sabtu malam kedua setiap bulan.

Pada tahun 1980-an di sekitar Alun-alun Selatan dibangun jalan lingkar, juga dipasang lampu-lampu penerang jalan, sehingga kalau malam suasananya tidak sepi. Aktivitas mulai ramai sejak jam 5 pagi, untuk olah raga, jalan-jalan mengelilingi alun-alun, senam pagi, dan agak siang digunakan oleh murid-murid SD untuk berolah raga. Kalau sore hari biasanya digunakan untuk bermain sepak bola, sedangkan pada malam hari warga sekitar banyak yang melakukan masangin.

Berbagai Pohon Yang Masih Ada di Alun Alun Kidul

Meski sudah banyak berubah, tentunya ada ciri khusus atau makna yang mendalam yang masih abadi sejak dahulu sampai sekarang. Yang masih tetap ada yaitu pohon beringin (ringin wok), pohon beringin Supit urang, pohon pakel, pohon kweni, serta pohon gayam. Semua pohon ini mengandung perlambang kehidupan masyarakat Jawa, remaja yang menginjak dewasa, akil balik, sudah berani memanahkan isi hati di antara jejaka dan gadis. Juga mengandung makna harus selalu dapat menjaga ketenteraman, kedamaian, perlindungan, dan selalu mengungkapkan sesuatu dengan kata-kata yang manis dan indah.

Info Wisata Untuk Berkunjung ke Alun Alun Kidul

Jam Buka dan Tiket Masuk Alun Alun Kidul

Alun Alun Kidul terbuka selama 24 jam penuh. Saat pukul 05:00-10:00 pagi biasanya banyak orang bersepeda atau olahraga lari mengelilingi lapangan. Sore harinya mulai pukul 15:00, berdatangan para penjaja mainan, penjaja makanan dan juga odong-odong. Anda bisa menjajal segala wahana yang ada hingga pukul 20:00.

Untuk masuk ke Alun Alun Selatan Anda tidak dikenai biaya tiket sepeserpun. Kecuali jika Anda menikmati aneka jajanan atau wahana yang tersedia disana.

Lokasi Alun Alun Kidul Dekat Dengan Tamansari

Alun Alun Kidul terletak tidak jauh dari obyek wisata Tamansari, kurang lebih sejauh 550 m ke Selatan, atau sekitar 3 menit perjalanan dengan kendaraan pribadi.

Lokasi tepatnya di Jl. Alun-Alun Kidul, Patehan, Kraton, Yogyakarta 55133.

Akses Menuju Alun Alun Kidul

Untuk menuju Alun Alun Kidul, Anda bisa naik transportasi umum atau kendaraan pribadi.

Jika berangkat dari Malioboro naik TransJogja, ambil jurusan 3A dan turun di halte MT Haryono 1. Dari sini Anda bisa berjalan kaki sejauh 800 m atau kurang lebih 10 menit.

Akan jauh lebih mudah jika Anda menggunakan sewa mobil. Tidak perlu repot, Anda juga bisa mengunjungi obyek wisata lain di sekitar Alun Alun Kidul seperti Kraton Yogyakarta dan Tamansari.

Silahkan pilih mobil yang ingin Anda gunakan di halaman Rental Mobil Jogja kami.

Atau Anda bisa menghubungi kami langsung melalui media di bawah ini.

 082164691939

 @borobudurtourjogja

 @borobudurtourjogja

 @borobudurtour