Borobudur: Mahakarya Abadi di Jantung Mataram Kuno

Borobudur: Mahakarya Abadi di Jantung Mataram Kuno

Borobudur: Mahakarya Abadi di Jantung Mataram Kuno

Pembukaan

Candi Borobudur, sebuah monumen megah yang menjulang di tengah lanskap Jawa Tengah, bukan sekadar tumpukan batu. Ia adalah representasi visual dari filosofi Buddha Mahayana, sebuah karya seni monumental yang mencerminkan kejayaan peradaban Mataram Kuno. Dibangun pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi, Borobudur menjadi saksi bisu perkembangan politik, sosial, dan keagamaan di kerajaan yang pernah menguasai sebagian besar Jawa tersebut. Artikel ini akan mengupas tuntas Borobudur pada masa Kerajaan Mataram, menelusuri sejarah pembangunan, fungsi, dan makna simbolisnya dalam konteks zamannya.

Isi

1. Latar Belakang Sejarah: Mataram Kuno dan Dinasti Syailendra

Kerajaan Mataram Kuno, atau yang sering disebut Kerajaan Medang, adalah sebuah kekuatan besar yang berpusat di Jawa Tengah pada abad ke-8 hingga abad ke-10. Kerajaan ini diperintah oleh dua dinasti utama, yaitu Dinasti Sanjaya yang bercorak Hindu dan Dinasti Syailendra yang bercorak Buddha Mahayana. Pembangunan Borobudur diyakini kuat terkait dengan masa kekuasaan Dinasti Syailendra.

  • Dinasti Syailendra: Diduga berasal dari wilayah Sumatra, dinasti ini membawa pengaruh kuat Buddha Mahayana ke Jawa. Mereka dikenal sebagai penguasa yang toleran terhadap berbagai kepercayaan, namun sangat mendukung perkembangan agama Buddha.
  • Perdebatan tentang Pembangunan: Meskipun secara umum diyakini dibangun oleh Dinasti Syailendra, beberapa ahli sejarah masih memperdebatkan secara spesifik siapa raja yang memerintahkan pembangunan Borobudur. Beberapa nama yang sering disebut adalah Raja Samaratungga atau putrinya, Pramodawardhani.

2. Proses Pembangunan: Keajaiban Arsitektur dan Rekayasa

Pembangunan Borobudur adalah sebuah proyek monumental yang membutuhkan sumber daya manusia, material, dan keahlian yang luar biasa.

  • Skala Proyek: Diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 75 tahun untuk menyelesaikan Borobudur. Ribuan pekerja terlibat, mulai dari tukang batu, pemahat, arsitek, hingga ahli spiritual yang merancang tata letak dan relief candi.
  • Material dan Teknik: Material utama yang digunakan adalah batu andesit yang diambil dari sungai-sungai di sekitar lokasi. Teknik pembangunan menggunakan sistem "interlock" tanpa perekat, di mana batu-batu disusun dan dikunci satu sama lain.
  • Relief yang Menceritakan Kisah: Dinding Borobudur dihiasi dengan ribuan panel relief yang menggambarkan berbagai kisah Buddha, mulai dari Jataka (kisah kelahiran Buddha sebelumnya), Lalitavistara (kisah kehidupan Buddha Gautama), hingga Gandavyuha (perjalanan spiritual Sudhana).

3. Fungsi dan Makna Simbolis: Mandala Raksasa dan Perjalanan Spiritual

Borobudur bukan sekadar bangunan fisik, melainkan sebuah mandala raksasa yang merepresentasikan alam semesta dalam kosmologi Buddha Mahayana.

  • Struktur Mandala: Struktur Borobudur terdiri dari tiga tingkatan utama: Kamadhatu (dunia nafsu), Rupadhatu (dunia bentuk), dan Arupadhatu (dunia tanpa bentuk). Setiap tingkatan memiliki makna filosofis yang berbeda dan merepresentasikan tahapan spiritual yang harus dilalui oleh seorang Buddhis.
  • Pradaksina: Ritual mengelilingi Borobudur searah jarum jam (pradaksina) merupakan bagian penting dari pengalaman spiritual di candi ini. Dengan berjalan mengelilingi candi dan mengamati relief, peziarah diharapkan dapat memahami ajaran Buddha dan mencapai pencerahan.
  • Simbolisme Stupa: Stupa-stupa yang terdapat di tingkat Arupadhatu melambangkan kesempurnaan dan pencapaian nirwana. Stupa utama (induk) yang terletak di puncak candi merupakan simbol tertinggi dari pencerahan.

4. Borobudur dalam Konteks Sosial dan Politik Mataram

Keberadaan Borobudur tidak bisa dilepaskan dari konteks sosial dan politik Kerajaan Mataram pada masa itu.

  • Legitimasi Kekuasaan: Pembangunan Borobudur dapat dilihat sebagai upaya Dinasti Syailendra untuk melegitimasi kekuasaan mereka. Dengan membangun sebuah monumen agama yang megah, mereka menunjukkan kekuatan, kekayaan, dan dedikasi mereka terhadap agama Buddha.
  • Pusat Keagamaan dan Pendidikan: Borobudur berfungsi sebagai pusat keagamaan dan pendidikan penting bagi para biksu dan umat Buddha. Candi ini menjadi tempat untuk mempelajari ajaran Buddha, bermeditasi, dan melakukan ritual keagamaan.
  • Bukti Kemajuan Peradaban: Borobudur adalah bukti nyata kemajuan peradaban Mataram Kuno dalam bidang arsitektur, seni, rekayasa, dan spiritualitas. Ia mencerminkan tingkat pengetahuan dan keterampilan yang tinggi yang dimiliki oleh masyarakat Mataram pada masa itu.

5. Borobudur Setelah Kerajaan Mataram: Penemuan Kembali dan Pelestarian

Setelah Kerajaan Mataram berpindah ke Jawa Timur pada abad ke-10, Borobudur mulai ditinggalkan dan terlupakan. Candi ini tertutup oleh abu vulkanik dan tumbuh-tumbuhan selama berabad-abad.

  • Penemuan Kembali: Borobudur ditemukan kembali pada tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Inggris di Jawa.
  • Upaya Pelestarian: Upaya pelestarian Borobudur dimulai pada awal abad ke-20 dan mencapai puncaknya pada tahun 1970-an dengan proyek restorasi besar-besaran yang didukung oleh UNESCO.
  • Status Warisan Dunia: Pada tahun 1991, Borobudur ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO, mengakui nilai universalnya sebagai mahakarya seni dan arsitektur.

Penutup

Borobudur, lebih dari sekadar candi, adalah jendela menuju peradaban Mataram Kuno yang gemilang. Ia adalah representasi visual dari filosofi Buddha Mahayana, sebuah karya seni monumental yang mencerminkan kejayaan politik, sosial, dan keagamaan di kerajaan yang pernah menguasai sebagian besar Jawa. Hingga kini, Borobudur terus mempesona dan menginspirasi, mengingatkan kita akan kemampuan manusia untuk menciptakan keindahan dan mencapai spiritualitas yang tinggi. Melalui upaya pelestarian yang berkelanjutan, diharapkan Borobudur akan terus berdiri tegak sebagai warisan dunia yang abadi, memberikan pelajaran dan inspirasi bagi generasi mendatang.

Borobudur: Mahakarya Abadi di Jantung Mataram Kuno

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *