Mengenal Candi Borobudur Situs Warisan Dunia

2020-03-31Candi

Candi Borobudur

Di dataran tinggi sekitar bukit Menoreh, berdirilah bangunan megah peninggalan agama Buddha. Seperti yang Anda ketahui, Candi Borobudur merupakan objek wisata yang dinobatkan oleh UNESCO sebagai salah satu Situs Warisan Dunia.

Susunan Candi Borobudur, Stupa Raksasa Buddha

Secara keseluruhan, candi Borobudur adalah sebuah stupa raksasa. Dalam bahasa Sansekerta, stupa berarti gundukan atau timbunan tanah. Unsur-unsur stupa meliputi dasar (prasadha), belahan bola (dagob) dan puncak (yati). Susunan Candi Borobudur berupa 9 teras berundak dan sebuah stupa induk di puncaknya, terdiri dari 6 teras berdenah persegi dan 3 teras berdenah lingkaran.

Candi Borobudur dibangun dengan gaya Mandala yang mencerminkan alam semesta dalam kepercayaan Buddha. Alam semesta ini dibagi menjadi 3 tingkat meliputi tingkat Kamadhatu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud).

Kamadhatu Mewakili Dunia Manusia

Candi Borobudur

Tingkat kamadhatu (kaki candi) mewakili dunia manusia, menggambarkan perilaku manusia yang masih terikat oleh nafsu duniawi. Hal ini terlihat pada dinding kaki candi yang asli terpahatkan 160 panil relief Karmawibhangga, menggambarkan hukum sebab akibat (karma) serta perbuatan baik dan buruk. Selain itu, di bagian ini juga diceritakan tentang kegiatan masyarakat setempat pada jaman dahulu, seperti berlayar, bertani atau berdagang.

Rupadhatu Mewakili Dunia Antara

Tingkat rupadhatu (badan candi) mewakili dunia antara, menggambarkan perilaku manusia yang sudah mulai meninggalkan keinginan duniawi, akan tetapi masih terikat oleh suatu pengertian dunia nyata.

Rupadhatu berupa lorong-lorong kecil yang menghubungkan teras I sampai V. Di setiap teras, Anda dapat menemukan stupa-stupa yang terdapat arca Budha yang sedang bertapa di dalamnya. Total keseluruhan ada 432 arca Dyani Budha yang ukurannya semakin ke atas semakin kecil. Teras I : 104 arca, Teras II : 104 arca, Teras III : 88 arca, Teras IV : 72 arca, Teras V : 64 arca

Pada tingkatan ini dipahatkan 1.300 panil relief yang membentang sepanjang sekitar 2.5 km terdiri dari relief Lalitavistara, Jataka, Avadana, dan Gandawyuha.

Arupadhatu Mewakili Alam Atas

Tingkat Arupadhatu (puncak candi) melambangkan alam atas, di mana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa namun belum mencapai nirwana. Arupadhatu merupakan tempat para dewa.

Dilukiskan dengan teras yang berbentuk bulat sebanyak 3 tingkat. Dimana semakin keatas ukurannya menjadi semakin kecil. Pada tingkatan ini tidak ada pahatan relief sedikit pun.

Di setiap teras Arupadhatu terdapat total 72 arca Buddha yang ditempatkan di dalam stupa kecil berterawang dan mengelilingi satu stupa besar sebagai stupa induk. Jumlah arca di masing-masing teras tersebut adalah Teras VI : 32 arca, Teras VII : 24 arca, Teras VIII : 16 arca.

Keindahan Relief Candi Borobudur

Relief Candi Borobudur

Tingkatan alam semesta dibedakan dengan relief-relief yang terpahat pada dinding Candi Borobudur. Relief-relief tersebut melukiskan cerita-cerita dari naskah Karmawibhangga, Lalitavistara, Jataka-Awadana dan Gandawyuha. Adegan-adegan kisah dibingkai menjadi hiasan panel sejumlah 1.460 panel. Apabila dibentangkan, semua relief Candi Borobudur bisa mencapai panjang 3 km.

Pahatan relief pada Candi Borobudur pun juga memberikan nilai seni yang sangat tinggi. Tidak hanya memamerkan keindahannya saja, akan tetapi relief ini juga menyimpan makna tersendiri yang sangat mendalam.

Relief Kisah Karmawibahangga

Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, menggambarkan hukum karma. Pada setiap panel menggambarkan suatu cerita terpisah yang mempunyai korelasi sebab akibat. Secara keseluruhan relief sejumlah 160 panel ini menggambarkan kehidupan manusia dalam lingkaran lahir-hidup-mati (samsara) yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan.

Relief Kisah Lalitavistara

Menggambarkan riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief (tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap) yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari sorga Tusita, dan berakhir dengan kotbah pertama di Taman Kijang Sarnath dekat kota Benares.

Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan kotbah pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha disebut dharma yang berarti “hukum” dengan lambang roda.

Relief Kisah Jataka dan Awadana

Jataka menceritakan tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan baik, yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain, sebagai tahapan persiapan menuju ketingkat ke-Budha-an.

Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana (perbuatan mulia kedewaan), dan kitab Awadanasataka (100 cerita Awadana).

Relief Kisah Gandawyuha

Menceritakan tentang pengembaraan Sudhana dalam mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati. Penggambarannya dalam 460 panel didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari, menampilkan sumpah Sudhana untuk mengikuti Boddhisattva.

Aktivitas Menyenangkan di Taman Wisata Candi Borobudur

View Candi Borobudur

Banyak hal yang bisa Anda lakukan di area Candi Borobudur, mulai dari mengikuti kisah cerita relief, menyaksikan pemandangan, berfoto dengan gajah, hingga mengunjungi museum.

Pradaksina Mengelilingi Candi Borobudur

Untuk mengikuti relief cerita yang terpahat di Candi Borobudur, Anda harus berjalan searah jarum jam mengelilingi teras candi mulai dari pintu timur. Setelah tiba di titik awal barulah naik ke teras berikutnya. Demikian berulang hingga mencapai puncak Candi Borobudur. Ritual ini disebut pradaksina.

Menyaksikan Keindahan Pemandangan Alam Candi Borobudur

Candi Borobudur dikelilingi oleh bukit-bukit yang sangatlah mempesona. Saat cuaca cerah, Anda bisa menyaksikan pemandangan Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah timur laut, Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah barat laut, serta pegunungan Menoreh di sebelah selatan. Candi Borobudur ini juga terletak di antara Sungai Progo dan Elo.

Menikmati Keasrian Taman Lumbini

Kawasan wisata candi Borobudur memiliki taman yang asri. Berada di zona II yang bernama Taman Lumbini. Anda akan mudah menemukan taman lumbini ini, karena biasanya dilewati saat menuju candi.

Taman Lumbini memiliki rerumputan dan pepohonan yang hijau dan rapi. Tak hanya itu, adanya bangunan Candi Borobudur sebagai latar belakang menawarkan keindahan tersendiri. Taman Lumbini sering digunakan untuk berbagai acara, seperti pernikahan dan pelepasan lampion saat acara Waisak.

Berfoto dan Memberi Makan Gajah Peliharaan Borobudur

Gajah-gajah di Taman Wisata Candi Borobudur merupakan hibah dari Taman Nasional Way Kambas tahun 1999, BKSDA (tahun 2012) dan Presiden Soeharto dari tahun 1991. Jika Anda ingin memberi makan dan berfoto bersama para gajah, Anda bisa membayar Rp50.000 per orang.

Mengunjungi Museum Samudra Raksa

Di sisi Barat kompleks Taman Candi Borobudur, terdapat Museum yang menampilkan Kapal Samudra Raksa yang merupakan bukti kecanggihan teknologi masa lalu.

Anda bisa menikmati sinema interaktif 'Petualangan Raka’ yang menceritakan petualangan para tokoh, di antaranya Raka, Panangkaran, Gunadharma, Mpu Sindok, Gadjahmada dan Malahayati berpetualang menembus ruang dan waktu, melihat kembali kejayaan Maritim Nusantara. Anda bisa menyaksikan sinema ini dengan membayar tiket seharga Rp25.000.

Berbagai Benda Bersejarah Museum Borobudur

Museum Borobudur terletak di samping Museum Kapal Samudraraksa. Di dalam museum ini Anda bisa melihat sisi lain Candi Borobudur. Cara melihatnya melalui foto penggalian awal hingga relief di kaki Borobudur yang tersembunyi.

Sejarah Candi Borobudur, Pembangunan, Penemuan, Pemugaran

Berdasarkan prasasti berangka tahun 824 M dan prasasti Sri Kahulunan 842 M, Candi Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga yang memerintah tahun 782-812 M pada masa dinasti Syailendra. Dan dari kutipan prasasti tersebut, penamaan Candi Borobudur berasal dari kata “sang kamulan ibhumisambharabudara" yang artinya bangunan suci yang melambangkan kumpulan kebaikan dari kesepuluh tingkatan Bodhisattva.

Penemuan Candi Borobudur

Pada tahun 1814, Sir Thomas Stamford Raffles mengungkap keberadaan Candi Borobudur setelah mendapat informasi mengenai adanya sebuah bangunan besar yang tertimbun abu vulkanik. Tak hanya tertimbun abu vulkanik, kondisi candi Borobudur saat ditemukan juga dipenuhi semak belukar. Kemudian Raffles mengutus asistennya, Cornelius, seorang Belanda untuk membersihkan Candi Borobudur.

Pemugaran Candi Borobudur

Sejak ditemukan kembali, pemugaran dan berbagai usaha rekonstruksi candi dilakukan mulai dari masa penjajahan Inggris, Belanda sampai saat Indonesia telah merdeka. Pemugaran pertama dilakukan oleh Th. van Erp pada tahun 1907 hingga 1911.

Pemugaran tahap kedua dilakukan pemerintah Indonesia pada tahun 1973 hingga 1983. Di bawah pimpinan Prof. Dr. R. Soekmono dengan bantuan dari UNESCO dan para ahli sejarah budaya dari berbagai belahan dunia. Setelah lebih dari sepuluh abad terbaikan dan tak terpelihara, kompleks candi ini tetap berdiri kokoh sampai saat ini.

Informasi Wisata Untuk Berkunjung ke Candi Borobudur

New Normal Wisata Candi Borobudur Selama Pandemi

Candi Borobudur telah melewati beragam zaman, ribuan generasi, berabad lamanya menyaksikan perubahan yang tak pernah berhenti. Hingga lahir era new normal sebagai adaptasi atas pandemi. Adaptasi kebiasaan baru yang mengharuskan Anda yang ingin berkunjung ke Candi Borobudur untuk wajib memperhatikan protokol kesehatan.

PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero) selaku pengelola kawasan sudah melakukan ujicoba penerapan protokol kesehatan ini sejak 1 Juli 2020.

  • Wajib memakai masker, cuci tangan, physical distancing
  • Dilarang membawa makanan dan minuman dari luar area wisata Candi
  • Pembelian tiket disarankan secara online
  • Jika membeli tiket langsung di loket, jaga jarak 1 meter saat mengantri dan mengutamakan pembayaran non-tunai
  • Akan diukur suhu tubuh dan diberikan stiker dengan warna sesuai kategori. Stiker hijau untuk suhu dibawah 37,5°C, stiker kuning untuk suhu 37,5-37,8°C dan stiker merah untuk suhu diatas 37,8°C
  • Setiap 20 orang harus dipandu oleh seorang guide resmi HPI dengan biaya Rp100.000 per kelompok atau Rp5.000 per orang
  • Diizinkan masuk Zona I hanya sampai di pelataran (halaman) candi, belum diizinkan naik ke struktur candi
  • Kunjungan dibatasi 140 orang per jam

Jam Buka dan Tiket Masuk Wisata Candi Borobudur 2020

Selama ujicoba, Anda bisa mengunjungi candi ini mulai pukul 08:00-16:00. Dengan harga tiket masuk sebesar Rp50.000 per orang. Anak-anak usia 3-10 tahun, tiket masuknya sebesar Rp25.000 per anak.

Kunjungi Langsung Situs Warisan Dunia Candi Borobudur

Jika Anda ingin menyaksikan secara langsung kemegahan dan keunikan relief Candi Borobudur, datanglah langsung kesana.

Jika menginginkan sewa mobil untuk traveling ke Borobudur, silahkan hubungi kami melalui halaman Rental Mobil Jogja kami.

Atau Anda bisa langsung chat melalui media di bawah ini.

 082164691939

 @borobudurtourjogja

 @borobudurtourjogja

 @borobudurtour