Candi Mendut Lebih Tua dari Borobudur

Candi kecil ini terletak kurang lebih 3 km dari Candi Borobudur. Lokasinya berada dalam satu garis lurus imajiner dengan Candi Pawon dan Candi Borobudur. Candi Mendut diperkirakan sebagai yang tertua diantara 3 candi tersebut.
- 1. Kemegahan dan Keistimewaan Candi Mendut
- 1.1. Berbagai Cerita Fabel Pada Relief Candi Mendut
- 1.2. Di Dalam Candi Mendut Terdapat Patung Budha Cakyamuni
- 1.3. Bagian Atap Candi Mendut Tidak Utuh
- 1.4. Dinding Candi Mendut Dihiasi Relief Boddhisattva
- 1.5. Bergelantungan di Pohon Bodhi Candi Mendut
- 1.6. Air Suci dan Obor Disimpan Dalam Candi Mendut Saat Waisak
- 2. Sejarah Masa Lalu Candi Mendut
- 3. Info Wisata Untuk Berkunjung ke Candi Mendut
Kemegahan dan Keistimewaan Candi Mendut
Meski tidak sebesar dan semegah Candi Borobudur, Candi Mendut ini mempunyai keistimewaan yang sangat menarik untuk dilihat.
Berbagai Cerita Fabel Pada Relief Candi Mendut
Lihatlah bagian kaki Candi Mendut, terdapat kurang lebih 31 panel relief yang menceritakan ajaran moral Buddha dengan menggunakan tokoh-tokoh binatang sebagai pemerannya. Ada berbagai macam tema cerita, seperti angsa dan kura-kura, Brahmana dan kepiting, Dharmabuddhi dan Dustabuddhi, serta dua burung betet yang berbeda. Cerita ini menarik untuk diisimak dan dijadikan sebagai sebuah pelajaran berharga.
Di Dalam Candi Mendut Terdapat Patung Budha Cakyamuni

Jika Anda memasuki ruangan dalam Candi Mendut, Anda akan menemukan 3 arca Buddha raksasa setinggi 3 meter. Di tengah, Arca Cakyamuni dengan posisi duduk bersikap sedang melakukan khotbah (Dharmacakraprawartana Mudra). Sebelah kanan, Arca Avalokitesvara sebagai Boddhisattva penolong manusia. Dan sebelah kiri Arca Maitreya sebagai Boddhisattva pembebas manusia kelak di kemudian hari. Ketiga arca dalam ruangan ini dilengkapi dengan “prabha" atau sinar kedewaan di sekeliling kepalanya.
Bagian Atap Candi Mendut Tidak Utuh
Sejak ditemukan pada tahun 1836, bagian atap Candi Mendut memang sudah hilang. Pada setiap tingkatan atap terdapat hiasan 48 stupa kecil. Tingkat pertama terdiri dari 24 buah stupa, tingkat kedua 16 buah stupa, dan 8 buah pada bagian teratas.
Terdapat pula bentuk-bentuk stupa memanjang ke atas seperti silinder. Tetapi masih direkonstruksi di sebelah utara Candi Mendut dan belum dapat dipasang pada candi.
Dinding Candi Mendut Dihiasi Relief Boddhisattva

Candi Mendut berbentuk persegi dengan tinggi keseluruhan mencapai 26,4 m. Di setiap sisi dinding tubuh candi dihiasi dengan relief Boddhisattva, terdiri dari relief jajaran dewa yang dikenal dengan Garbhadatu Mandala dari agama Buddha aliran Tantrayana. Anda bisa melihat relief ini secara pradaksina (berjalan searah jarum jam).
Bergelantungan di Pohon Bodhi Candi Mendut
Di halaman candi, ada pohon Bodhi besar tumbuh dengan gagahnya. Umat Buddha meyakini pohon tersebut merupakan tempat Siddharta Gautama mencapai penerangan sempurna. Banyak wisatawan terutama anak-anak suka bergelantungan mirip tarzan di pohon ini.
Air Suci dan Obor Disimpan Dalam Candi Mendut Saat Waisak
Rangkaian upacara Waisak selalu dimulai dari Candi Mendut saat purnama. Air suci yang diambil dari sumber mata air murni di Temanggung akan disimpan disini. Penggunaan air dalam upacara Waisak sebagai lambang untuk mengalirkan kebaikan. Obor waisak yang diambil dari Gunung Mrapen juga disimpan terlebih dulu di Candi Mendut sebelum dibawa ke Candi Borobudur. Para biksu dan jamaah Buddha akan berkumpul di candi ini, lalu berjalan bersama-sama ke Candi Borobudur.

Sejarah Masa Lalu Candi Mendut
Candi Mendut merupakan Candi bercorak agama Buddha Mahayana yang didirikan pada masa pemerintahan Raja Indra dari Dinasti Syailendra.
Berdasarkan prasasti Karang Tengah (824 M), menyebutkan bahwa Raja Indra membangun bangunan suci bernama çrimad venuvana yang berarti bangunan suci di hutan bambu. Menurut J.G. de Casparis, ahli arkeologi dari Belanda kata ini dihubungkan dengan pendirian Candi Mendut.
Masa Pemugaran Candi Mendut Tahun 1897-1925
Saat ditemukan pertama kali pada tahun 1836, Candi Mendut runtuh akibat tertimbun tanah serta ditumbuhi semak belukar. Semua bagian Candi Mendut ditemukan, hanya bagian atapnya saja yang hilang.
Pada tahun 1897-1904, bagian kaki dan tubuh Candi Mendut berhasil dipugar oleh Pemerintah Hindia-Belanda. Empat tahun kemudian pada tahun 1908, T. van Erp menyempurnakan bentuk atap, memasang kembali stupa-stupa dan memperbaiki sebagian puncak atap.
Perbaikan sempat terhenti dan dilanjutkan kembali pada tahun 1925, menghasilkan beberapa stupa kecil dapat dipasangkan kembali pada atap candi.
Usia Candi Mendut Diperkirakan Lebih Tua Dari Candi Borobudur
Berdasarkan temuan tulisan pendek dari bagian atas pintu masuk, diperkirakan usia Candi Mendut lebih tua dari Candi Borobudur. Dari segi paleografis, tulisan tersebut ada persamaan dengan tulisan-tulisan pendek yang tertera pada bagian atas panel relief Karmawibhangga Candi Borobudur.
Setelah kurang lebih 100 tahun, Candi Mendut menjadi tempat ziarah bagi para penganut Buddha. Candi Mendut ini kemudian terabaikan bersamaan dengan keruntuhan Kerajaaan Mataran Kuno, tertimbun tanah dan pasir akibat letusan Gunung Merapi, gempa bumi, dan hilangnya batu-batu candi karena digunakan oleh masyarakat sekitar untuk keperluan pribadinya.
Bagian Kaki, Tubuh dan Atap Candi Mendut
Candi Mendut terbuat dari batu andesit pada bagian luar dan bata pada bagian dalam bangunan secara sekilas memang tidak terlihat perbedaannya.
Candi Mendut yang menghadap ke Barat Laut ini berbentuk persegi dengan ukuran 10×10 m2 dan tinggi bangunan 13,3 m. Tinggi batur (bagian kaki candi) setinggi 3,7 m dan terdapat tangga masuk yang terdiri dari 14 anak tangga. Di atas kaki candi terdapat langkan (pagar) setinggi 1 m dan selasar selebar 2,48 m.
Pangkal pipi tangga dihiasi sepasang makara (kepala naga berbelalai gajah, di dalam mulutnya terdapat seekor singa). Di bawah kepala naga terdapat panil berbentuk makhluk kerdil (Gana).
Pada bagian di depan pintu masuk dijumpai penampil candi yang memiliki relief cerita. Posisinya berada persis di kanan dan kiri pintu masuk menuju ruang utama candi. Dinding dalam bilik penampil dihiasi dengan relief Kuwera atau Avataka dan relief Hariti. Relief Kuwera terpahat di dinding utara, relief Hariti terpahat di dinding selatan.
Di beberapa tempat di sepanjang dinding luar pagar Candi Mendut terdapat jaladwara atau saluran untuk membuang air dari selasar. Jaladwara terdapat di kebanyakan candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Jaladwara di Candi Mendut lebih ramping dan lebih kecil dibandingkan dengan jaladwara pada Candi Borobudur.
Info Wisata Untuk Berkunjung ke Candi Mendut
Bagi Anda pecinta sejarah, Candi Mendut ini sangat menarik untuk dikunjungi.
Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Candi Mendut 2020
Sejak 14 Maret 2020, Candi Mendut ditutup sementara untuk umum demi mencegah penyebaran Covid-19
Anda bisa mengunjungi Candi Mendut setiap hari pukul 06:00-17:30. Dengan harga tiket masuknya sebesar Rp10.000 per orang.
Candi Mendut Tidak Jauh dari Borobudur
Letak Candi Mendut berjarak 3 km dari Candi Borobudur, atau kurang lebih 10 menit perjalanan dengan kendaraan pribadi. Lokasi tepatnya berada di Jl. Mayor Kusen, Sumberejo, Mendut, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah.
Akses Menuju Candi Mendut
Jika ingin lebih leluasa mengunjungi Candi Mendut ataupun candi di sekitarnya seperti Borobudur, Candi Pawon ataupun Candi Ngawen, kami sarankan Anda untuk menyewa mobil. Silahkan kunjungi halam rental mobil kami untuk memilih mobil yang Anda inginkan.
Rental Mobil Jogja
Atau Anda bisa langsung menghubungi kami melalui media di bawah ini :