Dieng Plateau, Pesona Alam Dataran Tinggi Vulkanik

2020-07-27Jelajah Alam

Dieng Plateau Batu Pandang

Dieng Plateau adalah surga bagi Anda para pecinta alam. Keindahan panorama alam yang mempesona, udara sejuk, pertanian luas, pegunungan indah, danau yang alami serta keberagaman budaya yang menarik.

Keindahan wisata alam yang ditawarkan Dataran Tinggi Dieng, seolah menarik Anda untuk menyaksikannya secara langsung. Telaga Warna, Bukit Sikunir, Kawah Sikidang, Candi Arjuna, hingga kuliner khas Mie Ongklok dan Buah Carica yang manis.

Keindahan dan Keistimewaan Dieng Plateau

Dieng Plateau terletak di ketinggian 2.000 mdpl, merupakan dataran tertinggi kedua di dunia setelah Tibet, Nepal. Sebuah dataran tinggi dengan vulkanik aktif, seperti Yellowstone di Amerika Serikat ataupun Dataran Tinggi Tengger. Bisa dikatakan Dataran Tinggi Dieng adalah sebuah kaldera (kawah akibat letusan vulkanik) dengan gunung-gunung sebagai tepinya.

Ada Salju di Dieng Plateau Saat Puncak Musim Kemarau

Dataran Tinggi Dieng bersuhu antara 15-20 derajat celcius di siang hari dan 10 derajat celcius di malam hari. Menurut BMKG, Dieng mencapai suhu terdingin pada puncak musim kemarau, tepatnya bulan Juli hingga September. Pada tahun 2019, tercatat suhu terdingin pada bulan Juli 2019 mencapai -2°C. Suhu dingin Dieng Plateau bisa memunculkan 'salju’ atau embun es yang disebut bun upas.

Oleh warga Dieng dinamakan bun upas atau artinya embun racun, karena embun es merusak tumbuhan warga. Pada pagi hari embun membeku menyelimuti tumbuhan, kemudian mencair setelah terkena sinar matahari, membuat tanaman warga menjadi membusuk.

Pada tahun 2020 sudah terjadi 7 kali fenomena embun upas ini, terakhir kali pada 26 Juli 2020. Menurut masyarakat sekitar, suhu di Dieng Plateau bahkan mencapai -3,5°C. Sehingga membuat Dieng seolah bersalju.

Memang biasanya kemunculan es saat musim kemarau, ditandai dengan kondisi cuaca terik saat siang hari dan suhu terus menurun pada malam harinya, disusul dengan hawa dingin yang semakin kuat.

Mitos Anak Gimbal Dieng Plateau

Anak berambut gimbal merupakan fenomena unik yang terjadi di desa Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara. Rambut gimbal terjadi secara alami pada sebagian anak berusia 40 hari-6 tahun. Kemunculan rambut gimbal biasanya ditandai dengan demam tinggi yang diderita anak-anak selama beberapa hari secara berkali-kali. Kemudian rambutnya akan berubah menjadi kusut dan terjalin dengan sendirinya.

Anak gimbal dianggap istimewa bagi masyarakat Dieng, karena dipercaya sebagai titisan dari Kyai Kolo Dete dan Nini Roro Rence, atau titipan Kanjeng Ratu Kidul (Nyai Roro Kidul). Konon, anak gimbal merupakan simbol kesejahteraan masyarakat Dieng. Semakin banyak anak gimbal di kawasan Dieng, maka akan semakin sejahtera pula masyarakatnya.

Rambut gimbal tidak bisa dibersihkan atau dipotong sembarangan, sehingga diperlukan upacara adat untuk melakukannya. Upacara adat pemotongan rambut gimbal di Dieng ini dikenal dengan nama ruwat gimbal, diadakan setiap tanggal 1 Suro menurut Kalender Jawa.

Rambut gimbal harus dipotong atau diruwat untuk membersihkan atau membebaskan anak-anak dari kesialan, kesedihan, atau malapetaka. Nantinya setelah diruwat, anak-anak berambut gimbal akan kembali memiliki rambut normal sebagaimana mestinya.

Rambut gimbal hanya boleh dipotong jika sang anak sudah memintanya, dan juga permintaan sang anak telah terpenuhi. Proses ruwat harus segera dilakukan dengan dipimpin tetua adat setempat. Jika tidak melalui proses ruwatan, rambut gimbal akan kembali tumbuh dan anak gimbal cenderung sakit-sakitan.

Dalam ruwat gimbal, rambut anak gimbal akan dipotong kemudian dilarung ke Telaga Warna yang mengalir hingga ke Pantai Selatan. Pelarungan rambut gimbal dianggap sebagai cara mengembalikan rambut titipan Kyai Kolo Dete dan Nini Roro Rence kepada pemiliknya Nyi Roro Kidul.

Ruwatan Rambut Gimbal dalam Dieng Culture Festival

Ruwatan rambut gimbal dilakukan secara massal dan digelar sebagai pertunjukan budaya setiap tahun, yaitu Festival Budaya Dieng (Dieng Culture Festival).

Serangkaian ritual doa akan dilakukan di beberapa tempat sebelum dilakukan ruwatan, diantaranya di Candi Dwarawati, Kompleks Candi Arjuna, Sendang Maerokoco, Candi Gatot Kaca, Telaga Bale Kambang, Candi Bima, Kawah Sikidang, Goa di Telaga Warna, Kali Pepek dan tempat pemakaman Dieng. Kemudian keesokan harinya akan diadakan kirab menuju tempat pencukuran.

Pada Dieng Culture Festival 2019 tahun lalu, diselenggarakan selama 3 hari berturut-turut, tanggal 2-4 Agustus 2019. Puncak acara ruwatan rambut gimbal dilaksanakan pada hari ketiga, 4 Agustus 2019.

Selain pemotongan rambut gimbal, Dieng Culture Festival 2019 memiliki serangkaian acara lain yang tak kalah menarik. Seperti Dieng jazz festival, kongkow budaya dan pagelaran seni.

2 Agustus 2019

07:30 Opening dan Aksi Dieng Bersih, Area kawasan kompleks Candi Arjuna
13:00 Kongkow Budaya, Lapangan Candi Arjuna
16:00 Aksi Dieng Bersih, Area kawasan kompleks Candi Arjuna
19:30 Jazz Atas Awan, Lapangan Pandawa

3 Agustus 2019

07:30 Aksi Dieng Bersih, Area kawasan kompleks Candi Arjuna
08:00 Pagelaran kesenian tradisional, Lapangan Candi Arjuna
11:00 Aksi Dieng Bersih, Lapangan Pandawa
12:30 Java Coffee Festival, Lapangan Pandawa
19:30 Pagelaran seni ketoprak, Lapangan Arjuna
19:30 Senandung Negeri Di Atas Awan, Lapangan Pandawa

4 Agustus 2019

07:00 Kirab Budaya, Desa Dieng Kulon
09:00 Jamasan Rambut Gembel, Dharmasala kompleks Candi Arjuna
10:00 Ritual pencukuran rambut gembel, kompleks Candi Arjuna
13:00 Pelarungan rambut gembel, Telaga Warna/Telaga Balekambang
13:00 Aksi Dieng Bersih, Area kompleks Candi Arjuna

Namun sayangnya, Anda tidak bisa menyaksikan acara Dieng Culture Festival 2020, yang rencananya diadakan pada tanggal 7-9 Agustus 2020. Dikarenakan untuk tahun ini tidak diselenggarakan.

Selain Dieng Festival, ada acara lain yang tidak kalah menarik, yaitu Dieng Ultra Trail.

Buah Carica Yang Hanya Bisa Ditemui di Dieng Plateau

Suhu dingin yang ada di Dieng Plateau membuat pohon buah Carica bisa tumbuh subur. Buah carica bertekstur seperti pepaya namun lebih kecil, dan yang hanya bisa tumbuh di tempat tinggi, salah satunya adalah di Dataran Tinggi Dieng ini. Pohon carica memerlukan temperatur yang cukup dingin dan banyak air hujan.

Anda bisa mencicipi olahan buah carica Dieng yang oleh warga setempat dibuat menjadi manisan atau minuman kemasan. Anda bisa menyantapnya dengan mudah atau membawa pulang sebagai oleh-oleh.

Mie Ongklok Khas Dieng Plateau

Selain buah carica, Anda bisa juga mencicipi makanan khas Dieng Plateau, yaitu Mie Ongklok. Mie dicampur dengan potongan daun kucai dan sayur kol, lalu dimasukkan ke dalam gayung bambu kemudian dicelupkan ke dalam air mendidih selama beberapa menit.

Setelah itu mie disajikan dalam sebuah mangkuk dan diberikan kuah yang terbuat dari campuran gula jawa, rempah dan ebi. Sebagai pelengkap, ditambahkan bumbu kacang, merica dan bawang goreng.

Tercipta rasa gurih, manis, pedas dan kenyal serta menghangatkan badan. Sangat pas dinikmati di cuaca Dieng Plateau yang dingin.

Anda Bisa Merasakan 4 Wisata Dalam 1 Waktu di Dieng Plateau

Anda bisa menikmati beragam wisata alam dalam 1 area bernama Dataran Tinggi Dieng. Bahkan Anda bisa merasakan 4 jenis wisata hanya dalam 1 hari.

Wisata kawah (Sikidang dan Sileri), wisata telaga (Telaga Warna dan Telaga Pengilon), wisata gunung (Gunung Prau) hingga wisata candi (Candi Arjuna dan Candi Bima).

Masih banyak wisata lain yang dihadirkan Dataran Tinggi Dieng. Seperti wisata bukit (Sunrise Sikunir dan Batu Pandang Ratapan Angin) atau wisata museum (Museum Kailasa dan Dieng Plateau Theatre). Maka rasanya tak puas jika hanya 1 hari berwisata di Dieng Plateau.

Tempat Wisata Dieng Plateau yang Menarik Untuk Dikunjungi

Sejak ditutup 17 Maret 2020 lalu, objek wisata Dieng Plateau sudah dibuka kembali untuk umum mulai 1 Agustus 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan.

Masa adaptasi kebiasaan baru atau new normal, untuk masuk ke wilayah Dataran Tinggi Dieng diwajibkan memakai masker. Di setiap objek wisata juga sudah disediakan tempat cuci tangan. Anda juga harus menjaga jarak 1 sama lain minimal 1 meter.

Peta kawasan wisata Dieng Plateau

Berikut ini beberapa tempat wisata alam yang bisa Anda kunjungi selama berada di kawasan di Dieng Plateau Jawa Tengah.

Kawah Sikidang Dieng Plateau

Kawah Sikidang Dieng Plateau

Sikidang diambil dari nama hewan “Kidang / Kijang” yang identik sering melompat-lompat dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Mewakili karakter Kawah Sikidang yang dimana setiap 4 tahun sekali kolam kawah selalu berpindah tempat.

Meski dikategorikan kawah aktif, Kawah Sikidang Dieng aman dikunjungi. Jangan lupa untuk membawa masker, karena aroma belerangnya cukup menyengat.

Ada makanan cukup unik di kawasan Kawah Sikidang, yaitu telur rebus kawah. Memang hanya telur rebus biasa, namun yang unik adalah cara merebusnya, yaitu dengan dicelupkan ke dalam kawah sikidang yang meletup-letup. Anda bisa mencicipi kuliner telur rebus kawah ini seharga Rp5.000 per butir.

  • Harga tiket masuk : Rp15.000 sudah terusan dengan kompleks Candi Arjuna
  • Jam buka : Kawah Sikidang buka jam 08:00 dan tutup jam 16:00

Kawah Sileri Dieng Plateau

Kawah Sileri merupakan kawah terluas di Dieng, sekitar 4 hektar. Nama kawah sileri berasal dari bahasa Jawa ”Leri” yang artinya air cucian beras. Warna air di permukaan terlihat berwarna putih keabu-abuan seperti air cucian beras. Kawah Sileri adalah kawah yang paling aktif dan pernah meletus 6 kali hingga saat ini (1944, 1964, 1984, 2003, 2009 dan 2017).

Pada 26 September 2009, muncul 3 celah kawah baru disertai dengan pancaran material setinggi 200 meter. Dan pada 30 April 2017 terjadi letusan yang menyemburkan lumpur dan melontarkan kerikil, menyebabkan 12 orang mengalami luka ringan karena berada 20 m dari bibir kawah, padahal sudah dihimbau untuk tidak mendekati bibir kawah di bawah 100 m.

  • Harga tiket masuk : Rp10.000
  • Jam buka : Kawah Sileri buka 24 jam

Kawah Candradimuka Dieng Plateau

Kawah Candradimuka, salah satu kawah aktif yang ada di Dieng Wonosobo. Kawah Candradimuka konon merupakan tempat Gatot Kaca direbus sehingga memperoleh kesaktian mandraguna, otot kawah tulang besi.

Secara alamiah Kawah Candradimuka terbentuk akibat aktivitas vulkanik yang sangat kuat. Kawah Candradimuka memiliki keunikan tersendiri, yaitu letupan dahsyat serta dibarengi suara gemuruh.

  • Harga tiket masuk : Rp5.000
  • Jam buka : Kawah Candradimuka dibuka 24 jam

Telaga Warna Dieng Plateau

Telaga Warna Dieng memiliki keunikan tersendiri dibanding dengan telaga atau waduk lainnya di Indonesia. Keunikan Telaga Warna Dieng ini terletak pada warna air yang sering berubah ubah, kadang berwarna merah, hijau, biru, putih, dan lembayung.

Fenomena alam yang unik di Telaga Warna Dieng ini karena kandungan sulfur yang cukup tinggi. Sulfur yang ada dalam telaga akan menimbulkan warna yang lain jika terkena cahaya matahari.

  • Harga tiket masuk : Senin-Jumat Rp10.000, Sabtu-Minggu Rp12.500
  • Jam buka : Telaga Warna buka jam 08:00 dan tutup jam 16:00

Telaga Pengilon Dieng Plateau

Nama Pengilon berasal dari bahasa Jawa yang artinya cermin. Dinamakan cermin karena memang air yang berada di telaga tersebut memiliki warna sangat jernih sehingga Anda bisa melihat diri Anda sendiri melalu pantulan bayangan yang terdapat pada air telaga.

Telaga Pengilon letaknya bersebelahan persis dengan Telaga Warna. Dibatasi oleh rerumputan yang terbentuk seperti rawa kecil.

  • Harga tiket masuk : Terusan dengan Telaga Warna, Senin-Jumat Rp10.000, Sabtu-Minggu Rp12.500
  • Jam buka : Telaga Pengilon buka jam 08:00 dan tutup jam 16:00

Telaga Merdada Dieng Plateau

Telaga Merdada merupakan yang terbesar di antara telaga yang ada di Dataran Tinggi Dieng, mempunyai luas kurang lebih 25 ha. Airnya yang tidak pernah surut sehingga dijadikan sebagai pengairan untuk ladang pertanian. Bahkan Anda bisa menyalurkan hobi memancing di Telaga Merdada ini. Atau pun sekadar berkeliling dengan perahu kecil yang disewakan oleh penduduk setempat.

  • Harga tiket masuk : Rp5.000
  • Jam buka : Telaga Merdada buka jam 08:00 dan tutup jam 16:00

Telaga Cebong Dieng Plateau

Sebelum menuju ke Bukit Sikunir Dieng, Anda akan berjumpa dengan Telaga Cebong ini. Sering menjadi tempat beristirahat bagi pengunjung yang baru turun dari bukit Sikunir, dan juga tempat camping untuk berburu Sunrise Sikunir.

Jika Anda ingin ikut bermalam di Telaga Cebong ini, tidak perlu bersusah payah membawa tenda camping dari rumah. Banyak warga yang menyediakan jasa sewa tenda, sekaligus juga kayu bakar untuk kegiatan api unggun.

Anda akan menikmati suasana malam yang sangat mengesankan di kawasan wisata Dieng Wonosobo. Jika beruntung, Anda juga bisa melihat sajian kabut yang melintang di atas permukaan air Telaga Cebong.

  • Harga tiket masuk : Rp10.000 terusan dengan bukit Sikunir
  • Jam buka : Telaga Cebong dibuka 24 jam

Komplek Candi Arjuna Dieng Plateau

Komplek Candi Arjuna Dieng Plateau

Candi Arjuna merupakan kompleks candi terbesar yang ada di Kawasan Dieng Plateau. Di dalam kompleks candi Arjuna terdapat lima gugusan candi yakni Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Semar, Candi Puntadewa dan Candi Sembadra.

Kompleks Candi Arjuna merupakan Candi Hindu yang diperkirakan dibangun pada abad 8 oleh Dinasti Sanjaya dari Mataram Kuno. Namun tidak diketahui secara pasti siapa Raja yang membangunnya.

Kelima candi di kompleks Candi Arjuna digunakan untuk bersembahyang. Candi Arjuna, Puntadewa, dan Sembadra merupakan candi yang dibuat untuk menyembah Dewa Syiwa. Sementara Candi Srikandi dibangun untuk menyembah trimurti (tiga dewa) yaitu Syiwa, Brahma, dan Wisnu.

Kompleks Candi Arjuna biasa digunakan sebagai tempat pelaksanaan Galungan. Selain itu, digunakan juga saat festival tahunan Dieng Culture Festival. Di dalam candi hanyalah ruang kosong, sedang arcanya sudah dipindahkan ke Museum Kailasa.

  • Harga tiket masuk : Rp15.000 terusan dengan Kawah Sikidang
  • Jam buka : Kompleks Candi Arjuna buka jam 08:00 dan tutup jam 16:00

Candi Bima Dieng Plateau

Candi Bima merupakan satu-satunya candi yang tidak berada dalam satu kompleks atau kelompok candi. Terletak di paling selatan kompleks percandian Dieng, menyendiri di kejauhan di atas sebuah bukit. Candi Bima merupakan candi terbesar diantara kumpulan Candi Dieng.

Dari segi bentuk, arsitektur Candi Bima hampir mirip seperti pada candi-candi umumnya di India. Relief candi Bima masih terlihat utuh dan menampilkan cerita perwayangan. Setiap tingkat dihiasi dengan pelipit padma ganda dan relung kudu (arca setengah badan).

  • Harga tiket masuk : Rp5.000
  • Jam buka : Candi Bima buka jam 08:00 dan tutup jam 16:00

Kompleks Candi Gatotkaca Dieng Plateau

Kompleks Candi Gatotkaca atau sering juga disebut Gatutkaca terletak di tepi jalan, sekitar 200 m sebelah barat Kompleks Candi Arjuna. Di seberangnya terdapat Museum Kailasa.

Dahulu, Kompleks Candi Gatotkaca terdiri atas 6 candi, yaitu Candi Gatotkaca, Candi Setyaki, Candi Nakula, Candi Sadewa, Candi Petruk, dan Candi Gareng. Candi-candi di Kompleks Candi Gatotkaca ini sebagian besar telah hancur. Sekarang, hanya Candi Gatotkaca dan Candi Setyaki yang bisa dinikmati karena telah dipugar.

  • Harga tiket masuk : Rp15.000
  • Jam buka : Kompleks Candi Gatotkaca buka jam 08:00 dan tutup jam 16:00

Mendaki Gunung Prau Dieng Plateau

Bagi Anda yang menyukai olahraga naik gunung, destinasi wisata Gunung Prau sangat cocok untuk dikunjungi. Gunung Prau memiliki ketinggian 2.565 mdpl, terletak di perbatasan antara 3 Kabupaten, yakni Kabupaten Kendal, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Batang.

Pendakian Gunung Prau bisa dilewati melalui Dieng, Wates, Patak Banteng, Kalilembu dan Igirmranak. Jalur Patak Banteng merupakan jalur pendakian Dieng yang paling terkenal, dengan estimasi waktu pendakian 3 jam.

Jalur yang dimiliki oleh Gunung Prau ini cukup mudah sehingga bisa dilakukan oleh para pendaki yang baru pertama kali mendaki atau pendaki pemula. Namun, harus tetap mematuhi prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak pengelola Gunung Prau.

Berada di puncak gunung Prau, pemandangan awan bak kapas akan memanjakan Anda. Sunrise dari puncak Gunung Prau sangatlah indah, terkenal dengan Golden Sunrise-nya. Selain itu tidak kalah menariknya adalah pemandangan Kota Wonosobo dan cantiknya Bunga Daisy.

  • Harga tiket masuk : Rp15.000
  • Jam buka : Pendakian Gunung Prau buka 24 jam

Dieng Bukit Sikunir Indahnya Golden Sunrise di Dieng Plateau

Bagi Anda yang suka melihat keindahan langit di pagi hari, bukit Sikunir Dieng cocok untuk dijadikan destinasi wisata. Memiliki ketinggian 2.300 mdpl dan merupakan alternatif bagi para pendaki yang memang belum bisa atau tidak ingin menaiki Gunung Prau.

Pada bulan Agustus, suhu di puncak Sikunir Dieng pukul 05:00 pagi mencapai 6 derajat celcius, jadi harap memakai jaket tebal, topi, sarung tangan, kaus kaki agar Anda tidak menggigil kedinginan.

Sama seperti Gunung Prau, fenomena Golden Sunrise di puncak Dieng Sikunir juga sangat memikat. Perbedaannya, waktu tempuh dari lokasi parkir menuju puncak Dieng Sikunir hanya memakan waktu 40 menit atau sejauh 800 meter.

Tak hanya menawarkan sunrise, dari puncak Dieng Sikunir ini, terlihat pula landscape deretan Gunung tinggi di Pulau Jawa, Gunung Sumbing, Gunung Kembang, Gunung Merbabu, Gunung Merapi, dan Gunung Ungaran.

Kini, di sekitar kawasan Dieng Bukit Sikunir terdapat banyak penginapan atau homestay. Jika Anda menginap di Homestay Cahaya Sikunir Dieng, lokasi parkir atau start awal pendakian hanya berjarak 500 meter atau 6 menit berjalan kaki.

Ada beberapa homestay lain yang ada di sekitar kawasan bukit Sikunir, yaitu Homestay Bukit Pelangi, Homestay Berkah Sikunir, Homestay Sikunir Dieng 1, Homestay Sikunir 2, Homestay Sikunir Dieng 3, Homestay Sikunir Dieng 4, Homestay Embun Pagi 2, Homestay Mentari Pagi, Homestay Pakuwaja, Homestay Prambanan, Homestay Cebong, Homestay Sikunir Pass, Homestay Simple Sikunir, atau Griya Homestay Sikunir.

Atau bisa juga menginap di kawasan Dieng seperti Homestay Dieng Plateau. Tapi untuk mencapai bukit Sikunir Dieng Anda harus berkendara sekitar 15-20 menit.

Jika ingin menginap di Hotel, di kota Wonosobo terdapat Hotel Kresna Wonosobo yang mempunyai bangunan kolonial bersejarah, atau Hotel Dafam Wonosobo yang baru dibuka Agustus 2019 lalu. Namun Anda perlu menempuh perjalanan selama kurang lebih 1 jam berkendara untuk mencapai parkir area Bukit Sikunir.

  • Harga tiket masuk : Rp15.000 terusan dengan Telaga Cebong
  • Jam buka : Bukit Sikunir buka 24 jam

Batu Pandang Ratapan Angin Dieng Menikmati 2 Telaga dari Ketinggian

Batu Pandang Ratapan Angin Dieng Plateau

Di tempat wisata Batu Pandang Ratapan Angin Anda bisa menikmati keindahan tebing-tebing dan telaga yang berwarna hijau. Dieng Batu Ratapan Angin ini terletak di sekitar bukit kawasan Dieng Plateau Theatre.

Keunikan Batu Pandang Ratapan Angin adalah terdapatnya dua buah batu yang bertumpuk di atas bukit. Dari batu tersebut, terlihat keindahan Telaga Warna dengan Telaga Pengilon yang berdampingan. Warnanya yang kontras semakin terlihat dari atas sini.

Nama Batu Ratapan Angin pun bukan tanpa sebab. Posisi batu yang tinggi dikelilingi semak pepohonan menghasilkan bunyi unik saat diterpa angin. Bunyi gemerisik halus tersebutlah terdengar menyerupai seperti siulan dan ratapan.

  • Harga tiket masuk : Rp10.000
  • Jam buka : Batu Pandang Ratapan Angin buka jam 08:00 dan tutup jam 16:00

Museum Kailasa Dieng Plateau

Museum Kailasa menyimpan koleksi terkait dataran tinggi Dieng. Mulai dari sejarah, catatan kehidupan masyarakat, kebudayaan, sistem kepercayaan, hingga flora dan fauna.

  • Harga tiket masuk : Rp5.000
  • Jam buka : Museum Kailasa buka jam 07:00 dan tutup jam 16:00

Menonton Film di Dieng Plateau Theater

Berbeda dengan Museum Kaliasa, Dieng Plateau Theater menyajikan film-film mengenai Dataran Tinggi Dieng. Dengan tiket menonton yang murah Anda bisa menyaksikan film selama 23 menit.

  • Harga tiket masuk : Rp10.000
  • Jam buka : Dieng Plateau Theatre buka jam 07:00 dan tutup jam 18:00

Sejarah Dieng Plateau dan Asal-Usulnya

Sejarah Dieng Plateau, pada awal abad masehi, terjadilah sebuah proses migrasi besar-besaran penduduk Kalingga ke berbagai penjuru Asia, salah satunya ke pulau Jawa. Disebabkan serangan kerajaan Ashoka yang terletak di sebelah utara kerajaan Kalingga. Namun menurut seorang peneliti dari Perancis, migrasi penduduk tersebut hanyalah migrasi biasa dalam rangka memperluas lingkup perdagangan bangsa Kalingga yang kemudian sekaligus menjadi sarana penyebaran budaya.

Proses Migrasi tersebut membawa pengaruh besar baik dibidang keyakinan, tekhnologi, hingga sastra. Bahkan cara bercocok tanam padi pun diduga merupakan salah satu tekhnologi yang dibawa bangsa kalingga ke Tanah Jawa. Dalam kurun Waktu tertentu, terjadilah proses civilisasi yang terus menerus, hingga akhirnya Dieng menjadi sebuah sistem peradaban yang besar Sekaligus menjadi cikal bakal berdirinya Wangsa Mataram Kuno (Sanjaya dan Syailendra) yang mencapai puncaknya pada abad 8-9 M, dengan bukti-bukti peninggalannya berupa candi-candi yang sampai sekarang masih dapat kita lihat sisa-sisa peninggalannya.

Migrasi tersebut bukanlah proses perpindahan spontan melainkan tersusun dengan rencana yang matang. Sebelum proses migrasi dilakukan, mereka telah melakukan pencarian tempat-tempat yang dianggap sesuai untuk memindahkan simbolis “surga" yang ada di himalaya ke tanah Jawa. Dan tempat yang dianggap pas tersebut adalah Dieng. Oleh sebab itu kemudian Dieng menjadi pingkalingganing Bhawana (Poros Dunia)

Dieng Dipercaya Sebagai Tempat Para Dewa

Sebenarnya, nama Dieng berasal dari 2 kata yang memiliki arti mendalam, yaitu ‘Di’ yang berarti tempat yang tinggi dan ‘Hyang’ yang berarti kahyangan. Bisa dipastikan, Dieng adalah sebuah tempat yang dihuni oleh para dewa kahyangan. Ditandai dengan adanya candi-candi dan mitos rambut gimbal yang disebut-sebut titisan para dewa.

Info Wisata Dieng Plateau Wonosobo : Rute, Harga Tiket, Lokasi

Sebagai salah satu kawasan yang diandalkan sebagai tempat wisata terbaik, Anda harus menyempatkan diri untuk liburan di Dieng Wonosobo. Namun sebelumnya, simak dulu info wisata Dieng Plateau berikut ini!

Rute Perjalanan Dari Semarang ke Dieng Plateau

Cara ke Dieng dari Semarang, naik bus dari Terminal Terboyo dengan jurusan Semarang-Wonosobo-Purwokerto. Turun di Terminal Mendolo Wonosobo, Anda bisa naik angkutan kota (hijet) berwarna kuning atau bus umum jurusan Wonosobo-Dieng-Batur menuju terminal Dieng.

Rute Perjalanan Dari Yogyakarta ke Dieng Plateau

Cara ke Dieng dari Jogja, jika Anda berangkat dari Malioboro, naik trans jogja menuju terminal Jombor, tarif Rp 3,500. Setelah itu turun dan naik bus jurusan Semarang dan berhentilah di terminal Magelang, perjalanan sekitar 1,5 jam. Kemudian ganti dengan Medium Bus yang menuju arah Wonosobo, memakan waktu kurang lebih 2 jam.

Setelah sampai di terminal Mendolo Wonosobo, Anda bisa naik angkutan kota (hijet) berwarna kuning atau bus umum jurusan Wonosobo-Dieng-Batur menuju terminal Dieng.

Tarif angkutan kota ke terminal Dieng Rp 3,000 dan bus umum Rp 10,000.

Agar lebih mudah, lebih baik menggunakan sewa mobil. Tidak perlu repot pindah jurusan bus dan kesulitan mencari ojek di kawasan sekitar Dieng Plateau. Hanya memakan waktu kurang lebih 4 jam dari Yogyakarta atau 3.5 jam dari Semarang. Silahkan cek halaman rental mobil kami.
Rental Mobil

Jika Anda ingin liburan di Dieng Wonosobo yang dikemas lengkap dengan homestay dan transport, kami juga mempunyai paket wisata dari Jogja ke Dieng.
Paket Wisata Dieng

Harga Tiket Masuk Wisata Dieng Plateau Wonosobo

Masuk ke kawasan wisata Dieng Plateau, Anda dikenakan retribusi sebesar Rp10.000 per orang. Belum termasuk tiket masuk ke setiap objek wisata di kawasan Dieng Plateau. Masing-masing tempat wisata dikenakan biaya antara Rp5.000-Rp15.000 per orang.

Lokasi Dieng Plateau Berada Dalam 2 Wilayah

Dieng Plateau berlokasi di Bakal Buntu, Bakal, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah. Letak kawasan wisata Dieng Plateau berada dalam 2 Kabupaten Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara.

Jadi, sebagian obyek wisata Dieng Plateau berada di daerah Wonosobo dan ada juga destinasi wisata yang ikut dalam daerah Banjarnegara.

Pakaian Yang Harus Digunakan Saat di Dieng Plateau

Karena terletak di dataran tinggi dan udara di sana sangat dingin, ketika liburan di Dataran Tinggi Dieng bawalah pakaian hangat. Seperti jaket tebal, sarung tangan, syal, topi rajut, kaus kaki hingga penutup telinga.

Waktu terbaik untuk mengunjungi Dataran Tinggi Dieng adalah ketika musim kemarau, yakni sepanjang bulan Juli hingga September. Momen terbitnya matahari dari Bukit Sikunir dijamin akan menghipnotis Anda.

Penginapan, Homestay, dan Hotel Dieng Plateau

Sebagai daerah Kawasan Wisata, Dieng Plateau terdapat banyak pilihan tempat menginap. Baik berupa penginapan sederhana, homestay maupun hotel. Semuanya tersebar di wilayah Dieng Kulon Banjarnegara maupun wilayah Dieng wetan Wonosobo.

Harga penginapan di Dieng Plateau bervariasi, mulai dari harga Rp100.000 hingga Rp300.000 per malamnya. Rekomendasi penginapan murah di Dieng Plateau; Tani Jiwo Hostel Dieng, Charaka Residence Dieng, Green Savanah Dieng, Acacia Homestay Dieng, Homestay Denna Dieng, Hotel Asri Dieng 1, Hotel Asri Dieng 2, Homestay 007 Dieng, atau Homestay Bougenville Dieng.

Jika Anda ingin menginap di hotel berbintang, kota Wonosobo bisa menjadi pilihan Anda. Hanya saja jarak ke kawasan wisata Dieng Plateau perlu ditempuh dengan berkendara selama 1 jam perjalanan.

Rekomendasi hotel bagus di kota Wonosobo, harga bervariasi mulai Rp300.000 hingga Rp900.000 per malam. Hotel Dafam Wonosobo, hotel bintang 4 di Dieng Wonosobo; Hotel Kresna Wonosobo, hotel bintang 3 di Dieng Wonosobo; atau Hotel Surya Asia, hotel bintang 2 di Dieng Wonosobo.

Bisa juga menginap di Dieng Kledung Pass Hotel yang merupakan hotel bintang 3, terletak 9 km dari Kebun Teh Tambi.