Pesona Istana Air Taman Sari, Kolam Pemandian Kraton Yogyakarta

Cukup 10 menit berjalan kaki atau 5 menit naik becak dari Kraton, Anda bisa mengunjungi wisata heritage yang cantik. Istana Air Tamansari dulu adalah tempat rekreasi bagi Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat beserta para keluarga dan juga seluruh kerabat Istana.
Dikutip dari website Kraton Yogyakarta, Tamansari berarti taman yang indah. Dikarenakan kolam-kolam dan unsur air yang mengelilinginya, Tamansari ini juga dikenal dengan julukan Water Kasteel. Ada pula yang menyebutnya The Fragrant Garden karena pohon-pohon dan bunga-bunga yang harum ditanam di kebun-kebun sekitar bangunan.
Bangunan Bersejarah Istana Air Tamansari Yang Masih Kokoh dan Cantik

Kompleks Istana Air Tamansari dibangun pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1758M-1765M. Meskipun tidak lagi semegah dan seindah ketika masih berfungsi penuh di zaman kesultanan, namun masih tetap terjaga dan sebagian masih berdiri kokoh. Pesona yang dimiliki Taman Keraton ini pun masih bisa membuat Anda jatuh hati. Terdapat berbagai spot-spot artistik dan bangunan-bangunan yang menonjolkan keunikan.
Gedhong Gapura Panggung

Saat pertama kali memasuki Tamansari, Anda akan disambut dengan pintu gerbang utama bernama Gedhong Gapura Panggung. Di atas gapura terdapat sebuah panggung menghadap ke barat, tempat raja duduk mendengarkan bunyi gamelan atau menyaksikan pertunjukan di pelataran belakang gapura. Panggung ini dapat dicapai melalui tangga di sisi kanan maupun kiri gapura yang dihiasi oleh relief/patung naga, menunjuk pada tahun dibangunnya Tamansari yaitu tahun 1684 Jawa atau 1758 Masehi.
Gedhong Sekawan
Sebuah halaman berbentuk segi delapan dengan empat buah bangunan yang serupa. Bangunan yang disebut Gedhong Sekawan ini merupakan tempat istirahat Sultan dan keluarganya.
Umbul Pasiraman

Memasuki area yang dahulu hanya diperbolehkan untuk Sultan dan keluarganya, Anda akan melihat kolam pemandian yang dinamakan Umbul Pasiraman atau Umbul Binangun. Dahulu kolam ini digunakan sebagai pemandian Sultan, permaisuri, dan putri-putri raja.
Terdapat tiga buah kolam yang dihiasi mata air berbentuk jamur. Ketiga kolam tersebut masing-masing bernama Umbul Kawitan, berfungsi sebagai tempat pemandian para putri raja, Umbul Pamuncar, tempat pemandian istri dan selir raja, serta Umbul Panguras, yang merupakan kolam khusus untuk sang raja.
Di antara Umbul Pamuncar dan Umbul Panguras terdapat bangunan menara yang dahulu hanya boleh dinaiki oleh Sultan. Dari menara tersebut, Sultan dapat melihat pemandian Umbul Panguras dari jendela. Dalam kompleks pemandian ini terdapat pula bilik-bilik tempat bagi putri dan istri raja berganti pakaian dan beristirahat.
Gedhong Gapura Hageng

Dahulu kala Tamansari menghadap ke arah barat dan memanjang ke timur. Gerbang disisi timur masih terlihat tetapi gerbang sisi barat sudah tertutup rumah warga. Gedhong Gapura Hageng atau Gapura Agung inilah yang dahulu menjadi pintu gerbang utama Tamansari. Berhiaskan relief burung dan bunga, menunjuk tahun selesainya pembuatan Tamansari, tahun 1691 Jawa atau 1765 Masehi.
Sumur Gemuling

Di sebelah utara bangunan Tamansari terdapat bangunan yang dahulu digunakan sebagai masjid bawah tanah. Bangunan berbentuk lingkaran seperti cincin yang dinamakan Sumur Gemuling.
Sesampainya di tengah masjid Anda akan menemukan sebuah tempat dengan 5 anak tangga di sekelilingnya dan persis dibawahnya terdapat air kolam dari sumur gemuling.

Pulo Kenanga
Didirikan pula sebuah gedung berlantai dua yang dikelilingi tanaman kenanga (Cananga odorata), dinamakan dengan Gedhong Kenanga. Dari Gedhong Kenanga Anda dapat mengamati kota Yogyakarta.
Gedhong Kenanga ini jugalah yang dari kejauhan tampak mengambang di atas air sehingga memunculkan istilah Istana Air (Water Castle). Tetapi kini bangunan ini tidak boleh dinaiki untuk menjaga keutuhannya.
Gedhong Kenanga dikenal pula sebagai Pulo Cemeti, sebuah pulau buatan yang berada di tengah-tengah segaran. Segaran bermakna laut buatan. Di segaran ini selain ditebar berbagai jenis ikan, juga dimanfaatkan untuk kerabat kerajaan bermain sampan. Kini lokasi segaran telah menjadi Pasar Ngasem dan pemukiman penduduk.
Sekilas Sejarah Istana Air Tamansari
Konon, Taman Sari dibangun di bekas Keraton lama, yaitu Pesanggrahan Garjitawati, yang didirikan oleh Susuhunan Paku Buwono II. Digunakan sebagai tempat istirahat kereta kuda yang akan pergi ke Imogiri.
Tumenggung Mangundipuro ditunjuk sebagai pimpinan proyek pembangunan Tamansari. Kemudian di tengah-tengah pembangunan, diambil alih oleh Pangeran Notokusumo, setelah Mangundipuro mengundurkan diri.
Untuk biaya pembangunan Tamansari seluruhnya ditanggung oleh Bupati Madiun, Tumenggung Prawirosentiko, beserta seluruh rakyatnya. Oleh karena itu daerah Madiun dibebaskan dari pungutan pajak.
Walaupun secara resmi sebagai kebun kerajaan, namun beberapa bangunan yang ada mengindikasikan Tamansari berfungsi sebagai benteng pertahanan terakhir jika istana diserang oleh musuh. Konon salah seorang arsitek kebun kerajaan ini adalah seorang Portugis yang lebih dikenal dengan Demang Tegis.
Info Berkunjung ke Istana Air Taman Sari
Setelah ditutup sementara waktu karena pandemi Covid-19, mulai tanggal 8 Juli 2020 Istana Air Tamansari kembali menerima kunjungan wisatawan. Tentu saja, protokol kesehatan juga diterapkan secara ketat di Tamansari.
Jam Buka dan Tiket Masuk Istana Air Tamansari

Situs bersejarah Istana Air Tamansari bisa Anda kunjungi setiap hari dengan jam operasionalnya pukul 09.00-15.00 WIB.
Sebelum memasuki kompleks, Anda akan dibagi dalam 1 kelompok yang terdiri dari 5-10 orang dan ditemani oleh seorang Guide.
Biaya tiket masuk sebesar Rp5.000 per orang, dan biaya Guide Rp100.000 per group. Jika membawa kamera, Anda akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp3.000 per orang.
Masuk Tamansari Wajib Pakai Masker, Cuci Tangan, Jaga Jarak

Sebelum masuk kompleks, Anda harus cuci tangan dan cek suhu tubuh terlebih dahulu. Apabila suhu Anda lebih dari 37,3 C, Anda tidak diperbolehkan masuk. Dan pastinya harus selalu mengenakan masker ya. Satu hal lagi, wajib scan QR code dan isi data NIK Anda untuk memudahkan tracing jika muncul kasus Covid-19.
Anda wajib mengikuti rute dan arahan dari Mr. Guide selama berada di dalam kompleks Tamansari. Setiap rombongan akan diberikan interval waktu 10 menit untuk masuk ke dalam kompleks. Tentu saja dengan jaga jarak ini bisa menghindari penumpukan atau kerumunan orang.
Rute Menuju Lokasi Istana Air Tamansari

Lokasi Istana Air Tamansari tidak jauh dari Keraton Yogyakarta, hanya sekitar 15 menit Anda sudah bisa menemukan wisata heritage nan cantik ini.
Jika Anda berangkat dari Malioboro, berjalanlah ke arah Selatan melewati Titik Nol Kilometer, menuju Alun-Alun Utara. Belok ke arah Barat lalu lurus sampai ke Kraton Yogyakarta. Dari sini, Anda belok ke Barat lagi lalu ke arah Selatan sampai ke Pasar Ngasem.
Dari pertigaan Pasar Ngasem belok ke arah Timur lalu kemudian belok ke Selatan. Jalan lurus sekitar 100 meter, Anda akan menemukan bangunan tembok putih di sepanjang jalan. Anda tinggal masuk ke dalam area tembok itu, dan disanalah Istana Air Tamansari berada. Temukan saja papan nama di pinggir jalan dan ikuti petunjuknya.
Sungguh indah dan cantiknya bangunan bersejarah di Jogja ini. Jika Anda tertarik mengunjungi Istana Air Tamansari dan membutuhkan car charter, silahkan menghubungi kami.
Rental Mobil Jogja