Malioboro Pusat Denyut Nadi Yogyakarta

2020-04-14Instagenic Spot Jogja

Jalan Malioboro

Kapan terakhir kali Anda berwisata di kota Gudeg? Yogyakarta memang tempat yang selalu dirindukan oleh para wisatawan. Banyak sekali tempat wisata menarik yang ada di kota pelajar ini.

Salah satunya Jalan Malioboro, kawasan perbelanjaan yang merupakan jantung kota Yogyakarta ini sudah menjadi ikon wisata kota Yogyakarta sendiri. Seolah liburan ke Jogja tidak lengkap jika tidak menyambangi kawasan Malioboro.

Dengan panjang kurang lebih 2,5 km, Jalan Malioboro membentang dari Selatan ke Utara dan berada pada poros imajiner yang menghubungkan Pantai Parangtritis, Keraton Yogyakarta, Tugu Pal Putih dan Gunung Merapi.

Tak hanya berbelanja, banyak tempat bersejarah yang bisa dikunjungi di kawasan Jalan Malioboro, antara lain Stasiun Tugu, Pasar Beringharjo, Gedung Agung, Benteng Vredeburg, Titik Nol Kilometer dan Monumen Serangan Umum 1 Maret.

Sebelum masuk kawasan Malioboro, harap ikuti protokol kesehatan yang ada ya.

Pesona Malioboro Dari Siang Hingga Malam Hari

Emperan Jalan Malioboro

Jalan Malioboro merupakan pusat oleh-oleh dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan sajian khas Jogja. Aneka cinderamata berupa kaos, batik, blangkon, wayang kulit, dan kerajinan tangan. Jangan kaget jika harga yang ditawarkan terdengar sedikit mahal. Namun dengan sedikit usaha untuk menawar, harga souvenir bisa turun hingga separuhnya.

Jika di siang hari Malioboro ramai dengan aktivitas wisata belanja, maka di malam hari tempat ini menjadi destinasi wisata kuliner yang menggugah selera. Di sisi timur sepanjang Jalan Malioboro dipenuhi warung lesehan yang menyediakan beragam menu masakan oriental, seafood serta khas jogja seperti gudeg Jogja atau pecel lele. Mintalah daftar harga dan pastikan pada penjual, untuk menghindari harga yang naik secara tidak wajar.

Anda bisa mencicipi berbagai hidangan khas Jogja tersebut sambil menikmati keindahan Malioboro yang seakan tak pernah tidur. Musisi jalanan pun akan melantunkan beberapa tembang yang menjadikan suasana malam semakin romantis.

Menyusuri Kawasan Malioboro Dengan Becak atau Andong

Andong Malioboro

Bagi Anda yang ingin menyusuri Jalan Malioboro tanpa harus berjalan kaki, bisa naik becak yang sudah berjajar di pinggir jalan. Biaya yang di tawarkan pun terjangkau, dengan bantuan becak Anda akan disuguhkan pemandangan klasik khas Yogyakarta. Alternatif lain, Anda bisa menaiki andong ditemani kusir yang ramah, ataupun mengayuh sepeda yang tersedia di berbagai titik kawasan Malioboro.

Jika ingin menginap, Anda tidak perlu bingung karena terdapat berbagai penginapan dari homestay hingga hotel berkelas bintang lima yang tersebar di sekitar kawasan Malioboro. Dengan harga yang bervariatif, Anda bisa memilih tempat menginap sesuai budget Anda.

Serunya Malioboro Saat Selasa Wage

Malioboro Selasa Wage Tanpa Kendaraan

Jika Anda berkunjung di hari Selasa Wage, jalan Malioboro akan ditutup untuk kendaraan umum pukul 06:00-22:00. Namun tidak akan sepi, banyak pertunjukan kesenian akan dihadirkan di berbagai titik di sepanjang Jalan Malioboro. Dimulai dari depan Hotel Grand Inna, depan Gedung DPRD DIY, Pintu Gerbang Barat Kepatihan, depan Gapura Pecinan Ketandan, Pasar Beringharjo, Plaza SO 1 Maret, sampai Titik Nol Kilometer. Pastinya sayang untuk dilewatkan.

Tempat Wisata Menarik di Sekitar Jalan Malioboro

Jalan Malioboro tak hanya tentang oleh-oleh khas Yogyakarta. Sepanjang jalan ini terdapat beberapa lokasi yang tak kalah menarik dibandingkan berburu oleh-oleh.

Titik Nol Kilometer

Titik Nol Km Yogyakarta

Lokasi favorit para wisatawan terutama di malam hari. Terdapat bangunan berarsitektur Indis peninggalan jaman Belanda, yaitu Bank BNI, Kantor Pos Besar, Bank Indonesia, yang menjulang megah dan sangat instagramable sebagai landscape foto.

Museum Benteng Vredeburg

Berjalan sekitar 350 meter dari Pasar Beringharjo, Anda akan menemukan bangunan bersejarah bekas kolonial Belanda. Anda bisa menyaksikan diorama-diorama yang menceritakan kisah perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.

Gedung Agung

Terletak berseberangan dengan Benteng Vredeburg. Dahulu merupakan kantor dan kediaman Presiden Republik Indonesia yang pertama, Ir. Soekarno. Dan hingga tetap digunakan oleh Presiden Republik Indonesia sekarang saat berkunjung ke Yogyakarta. Selain itu juga sebagai tempat menerima atau menginap tamu-tamu negara.

Anda bisa melihat berbagai koleksi benda bersejarah yang berkaitan dengan perjalanan Istana Kepresidenan tersebut. Terdapat beberapa ruangan seperti perpustakaan, ruang pertemuan, dan ruang pertunjukan.

Pasar Beringharjo

Berjalan ke arah selatan, terdapat sebuah pasar tradisional yang biasa dikenal dengan Pasar Beringharjo. Begitu masuk pasar Anda akan menemukan berbagai batik berbahan kain katun sampai sutra. Semakin masuk ke dalam Anda akan menemukan suasana khas pasar pada umumnya. Penjual jajan pasar tradisional, makanan, bahan dasar jamu tradisional, sembako, daging maupun ikan. Ingin mencari barang antik? Tentu saja ada.

Hamzah Batik

Berseberangan dengan Pasar Beringharjo, Anda akan menemukan toko batik dan cindera mata paling ramai di Jogja. Barang-barang yang dijual tak jauh berbeda dengan yang ditawarkan pedagang kaki lima Malioboro, tetapi di sini Anda tidak perlu menawar lagi dan ruangannya nyaman ber-AC.

Sejarah dan Asal Usul Nama Jalan Malioboro

Mengutip dari website Pemerintah Kota Yogyakarta, Jalan Malioboro ini didirikan bertepatan dengan pendirian Keraton Yogyakarta. Dalam bahasa Sansekerta, kata “Malioboro" bermakna karangan bunga. Hal itu mungkin ada hubungannya dengan masa lalu ketika Kraton mengadakan acara besar maka Jalan Malioboro akan dipenuhi dengan bunga.

Ada pendapat lain mengatakan, kata Malioboro juga berasal dari nama seorang kolonial Inggris yang bernama Marlborough yang pernah tinggal disana pada tahun 1811-1816 M.

Poros Imajiner Penghubung Samudera Hindia dan Gunung Merapi

Keberadaan jalan Malioboro ditata khusus sesuai mata angin, yaitu membujur arah utara-selatan dan berpotongan tegak lurus. Pola itu diperkuat dengan adanya “poros imajiner" yang membentang dari utara ke selatan, dengan Kraton sebagai titik tengahnya.

“Poros" tersebut diwujudkan dalam bentuk bangunan, yaitu Tugu (Pal Putih) di utara, ke selatan berupa jalan Margatama (Mangkubumi) dan Margamulya (Malioboro), Kraton Yogyakarta, Jl. DI. Panjaitan, berakhir di panggung Krapyak. Jika titik awal (Tugu) diteruskan ke utara akan sampai ke Gunung Merapi, sedang jika titik akhir (Panggung Krapyak) diteruskan akan sampai ke Samudera Hindia.

Peran Belanda Dalam Perkembangan Malioboro

Kawasan Malioboro mulai populer di era kolonial (1790-1945), saat itu Belanda membangun Benteng Vredeburg, Societeit Der Vereeniging Djogdjakarta (sekarang Taman Budaya), The Dutch Governor’s Residence (sekarang Gedung Agung), Javasche Bank (sekarang Bank Indonesia) dan Post, Telegraaf en Telefoon Kantoor (sekarang Kantor Pos Besar) untuk mempertahankan dominasi mereka di Yogyakarta.

Perkembangan pesat ini juga disebabkan oleh perdagangan antara Belanda dengan Tionghoa dan adanya pembagian tanah di sub-segmen Jalan Malioboro oleh Sultan kepada masyarakat Tionghoa dan kemudian dikenal sebagai Distrik Cina (Kawasan Pecinan). Hingga pada tahun 1887, Staat Spoorweg membangun Stasiun Tugu dan berhasil membagi jalan Malioboro menjadi dua bagian.

Saksi Bisu Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Sejarah lainnya, Malioboro juga menjadi saksi penting perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pernah terjadi pertempuran hebat antara pejuang Tanah Air dengan pasukan kolonial Belanda yang dikenal dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Pasukan Merah Putih berhasil menaklukkan kekuatan Belanda dan menduduki Yogyakarta setelah enam jam bertempur.

Kawasan Jalan Malioboro Yang Tak Pernah Mati

Jalan Malioboro merupakan jalan pusat kawasan wisatawan terbesar di Yogyakarta, dengan sejarah arsitektur kolonial Belanda yang dicampur dengan kawasan komersial Cina dan kontemporer. Trotoar di kedua sisi jalan penuh sesak dengan warung-warung kecil yang menjual berbagai macam barang dagangan. Di malam hari beberapa lesehan terbuka, beroperasi di sepanjang jalan.

Silahkan ikuti akun sosial media kami dan langsung hubungi jika Anda membutuhkan sewa mobil.

 082164691939

 @borobudurtourjogja

@borobudurtourjogja

 @borobudurtour