Situs Pulo Kenanga Yogyakarta, Pulau Buatan Raja Nan Eksotis

2021-01-14Kraton

Saat menghabiskan liburan di Istana Air Tamansari jangan sampai Anda melewatkan situs bangunan kuno yang terletak tidak jauh darinya, yaitu Situs Pulo Kenanga. Bangunannya tampak tinggi menjulang dan terlihat megah, meskipun kini sudah tak lagi berbentuk utuh sempurna.

Keunikan bentuk bangunan dan adanya jendela-jendela di dindingnya yang terlihat eksotik, situs Pulo Kenanga sering dijadikan lokasi pemotretan. Pulo Kenanga ini memiliki kemiripan bentuk bangunan dengan situs Warung Boto.

Saat Anda melintasi Pasar Ngasem, perhatikanlah arah selatan. Tampak jelas pemandangan reruntuhan puing sisa bangunan kuno situs Pulo Kenanga menghiasi latar belakang pasar.

Benteng pertahanan milik Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tersebut memiliki bentuk yang berbeda dengan bangunan sekitarnya, sehingga membuatnya mudah dikenali dari jarak pandang yang cukup jauh.

Asal Usul Nama Situs Pulo Kenanga Yogyakarta

Pulo Kenanga merupakan pulau buatan yang terletak di tengah-tengah segaran. Segaran memiliki arti laut buatan. Berasal dari kata bahasa Jawa, 'segara’ yang berarti laut.

Pulo Kenanga dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I bersamaan dengan Istana Air Tamansari, yaitu pada tahun 1758-1765.

Saat masih digunakan pada tahun 1765-1812, segaran diisi dengan berbagai jenis ikan serta dimanfaatkan para keluarga Kraton untuk bermain sampan.

Sebuah bangunan berlantai 2 berdiri di atas Pulo Kenanga, yang disebut Gedhong Kenanga. Pemberian nama Kenanga karena di sekeliling pulau terdapat tanaman kenanga.

Pada zamannya, Gedhong Kenanga difungsikan sebagai tempat peristirahatan dan beberapa kegiatan kesenian seperti kerajinan batik, seni tari, dan musik.

Kondisi dan fungsi Pulo Kenanga berubah drastis setelah mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi yang melanda kota Yogyakarta pada tahun 1867. Sejak saat itu Pulo Kenanga menjadi terbengkalai.

Segaran atau danau buatan di sekeliling Pulo Kenanga pun kini telah berubah menjadi Pasar Ngasem serta rumah-rumah warga.

Bagian Bangunan Situs Pulo Kenanga Yogyakarta

Pada sisi utara Gedhong Kenanga, terdapat anak tangga untuk naik ke lantai 2. Membawa Anda masuk ke bagian dalam gedung hingga keluar menuju sisi selatan bangunan.

Dari atas bangunan Gedhong Kenanga ini terlihat jelas seluruh kompleks Istana Air Taman Sari dan juga panorama kota Jogja.

Namun sejak gempa bumi yang melanda Yogyakarta tahun 2006 silam, pintu masuk lantai 2 diberi teralis besi dan dikunci. Hal tersebut untuk mencegah terjadinya kerusakan pada situs Pulo Kenanga serta demi keselamatan pengunjung sendiri.

Anda masih bisa menyaksikan pemandangan Pasar Ngasem dan perkampungan warga dari anak tangga yang ada di sisi utara Gedhong Kenanga. Bahkan saat cuaca cerah, Gunung Merapi pun akan terlihat jelas.

Bagian dalam bangunan Gedhong Kenanga terbagi menjadi 2 ruangan. Ruangan di sebelah timur digunakan untuk tempat pertunjukan kesenian, sedangkan ruangan di sebelah barat digunakan untuk tempat makan Sultan.

Lantai 2 yang digunakan sebagai tempat peristirahatan. Lantainya terbuat dari kayu. Lubang-lubang yang berada di kanan-kiri atas tembok digunakan untuk menahan kayu. Lantai 2 dan atap bangunan kini sudah tidak utuh lagi.

Melangkah keluar ke sisi barat Gedhong Kenanga, Anda akan menemukan sisa-sisa reruntuhan anak tangga. Dari atas tangga Anda bisa menyaksikan pemandangan perkampungan Tamansari serta bangunan bulat yang berbentuk seperti cincin. Bangunan tersebut adalah Sumur Gemuling.

Sumur Gemuling dahulu merupakan sebuah masjid bawah tanah. Sultan mendesain Masjid Sumur Gemuling berbentuk bulat supaya suara imam saat berkhotbah terdengar ke seluruh ruangan tanpa perlu pengeras suara.

Namun Januari 2021 ini Sumur Gemuling belum bisa dikunjungi.

Ada sebuah jendela di sebelah kiri bawah tangga. Kalau Anda longok, terlihat bangunan Pulo Cemeti dan juga Tajug.

Pulo Cemeti disebut juga dengan Pulo Panembung. Bangunan tersebut dahulu digunakan Sultan sebagai tempat bermeditasi. Untuk menuju Pulo Cemeti, Anda akan melewati Tajug.

Tajug merupakan bangunan-bangunan kecil berderet yang berfungsi sebagai ventilasi udara terowongan bawah air. Tajug juga digunakan sebagai jalan masuk menuju Pulo Kenanga tanpa perlu naik sampan.

Menuju ke arah timur Gedhong Kenanga, terdapat sebuah sumur tua yang terlihat sudah tak lagi berfungsi.

Penampilan bangunan Gedhong Kenanga sisi timur. Dari sisi timur ini Anda bisa melihat pemandangan perkampungan Tamansari.

Jika Anda tengok ke arah utara, kembali Anda akan melihat kompleks Pasar Ngasem.

Info Wisata Berkunjung ke Situs Pulo Kenanga Yogyakarta 2021

Untuk menikmati kemegahan Pulo Kenanga, Anda bisa masuk melalui Istana Air Tamansari. Sebelum masuk Anda akan dibagi menjadi 1 group yang terdiri dari 5-10 orang, serta ditemani dengan seorang guide.

Harga tiket masuk 2021 ke Istana Air Tamansari dan juga Pulo Kenanga Rp5.000 per orang. Biaya guide Rp100.000 per groupnya.