Mengintip Keindahan Kadipaten Puro Mangkunegaran Solo

Anda bisa menyaksikan secara langsung jejak sejarah yang sangat berkesan bagi masyarakat Surakarta di Pura Mangkunegaran. Terdapat museum yang menyimpan benda bersejerah bernilai seni tinggi, membaca beberapa koleksi buku berbahasa Jawa di perpustakaan lantai 2, ataupun menikmati setiap detail dari karya arsitektur gaya masa kolonial Belanda.
Selain itu, Puro Mangkunegaran juga sangat erat dengan sejarah berdirinya Kasunanan Surakarta yang dahulu bagian dari Mataram.
- 1. Keindahan Arsitektur Puro Mangkunegaran
- 1.1. Melewati Pamedan Puro Mangkunegaran
- 1.2. Luasnya Pendopo Ageng Puro Mangkunegaran
- 1.3. Mendengarkan Melodi Gamelan Pusaka Puro Mangkunegaran
- 1.4. Tempat Pertunjukan Wayang Pringgitan Puro Mangkunegaran
- 1.5. Peninggalan Bernilai Seni Tinggi di Ndalem Ageng Museum Puro Mangkunegaran
- 1.6. Keputren Rumah Tinggal Keluarga Puro Mangkunegaran
- 1.7. Panorama Indah Perpustakaan Rekso Pustoko Pura Mangkunegaran
- 2. Topo Bisu Kirab Pusaka Dalem 1 Suro Puro Mangkunegaran
- 3. Sejarah Singkat Puro Mangkunegaran
- 4. Info Wisata Berkunjung ke Puro Mangkunegaran 2021
Keindahan Arsitektur Puro Mangkunegaran
Awalnya, bangunan istana Puro Mangkunegaran tidak semegah seperti sekarang. Setelah KGPAA Mangkunegara IV meraih keuntungan besar berkat pabrik-pabrik gula yang dikelolanya, barulah Puro Mangkunegaran berbenah menjadi lebih bagus dan terlihat mewah dengan sedikit sentuhan dekorasi yang dipengaruhi bangunan Eropa.
Melewati Pamedan Puro Mangkunegaran

Begitu memasuki pintu gerbang utama Istana Mangkunegaran, Anda akan menemukan pamedan, lapangan hijau yang dulu merupakan tempat pelatihan prajurit pasukan Mangkunegaran. Di sebelah timur lapangan, terdapat gedung kecil bergaya Belanda dengan nama Kavallerie-Artillerie. Konon, bangunan tersebut dulunya merupakan tempat latihan para pasukan berkuda.
Kini, Pamedan kerap dijadikan tempat penyelenggaraan event-event berskala besar di kota Solo, seperti Matah Ati, Solo International Performing Arts, hingga Solo International Ethnic Music.
Luasnya Pendopo Ageng Puro Mangkunegaran

Memasuki halaman kompleks Pura Mangkunegaran, Anda akan berjumpa dengan bangunan joglo bernama Pendopo Ageng seluas 3,500 m2. Pendopo Ageng dapat menampung hingga 10.000 orang, dan termasuk pendopo terbesar di Indonesia.

Pendopo Ageng dihiasi dengan tiang-tiang warna hijau yang mendominasi. Warna bangunan tersebut adalah warna pari anom, warna khas keluarga Mangkunegaran. Atap pendopo dihiasi emblem Mangkunegaran yang diukir keemasan.

Di langit-langit Pendopo Ageng terbentang 8 kotak lukisan batik bermotif Modang. Batik Modang yang seperti nyala api merupakan simbol dari semangat. Lukisan batik tersebut mempunyai warna berbeda-beda di tengah-tengahnya. Setiap warna memiliki arti yang juga berbeda.

Kuning memiliki arti mencegah dari rasa ngantuk, biru mencegah dari wabah penyakit, hitam mencegah dari rasa lapar, hijau mencegah rasa stress atau frustasi, putih mencegah dari hawa nafsu, orange mencegah rasa takut, merah mencegah dari kekuatan jahat atau roh halus, dan ungu mencegah dari prasangka buruk.
Dahulu, Pendopo Ageng berfungsi sebagai tempat para utusan atau abdi dalem menghadap Raja Mangkunegara. Untuk memasuki Pendopo Ageng, Anda harus melepaskan alas kaki dan juga menjaga sopan santun dalam berbicara. Pendopo Ageng kini digunakan sebagai tempat kegiataan budaya.
Mendengarkan Melodi Gamelan Pusaka Puro Mangkunegaran

Puro Mangkunegaran memiliki koleksi gamelan-gamelan tua yang masing-masing dimainkan pada acara yang berbeda. Gamelan tersebut terbuat dari perunggu dan suara yang dihasilkan sangat jernih serta enak untuk didengarkan.
Tiga diantara koleksi gamelan merupakan gamelan pusaka dan legendaris, tersimpan di Pendopo Ageng. Gamelan tersebut bernama Kyai Kanyut Mesem, Kyai Lipur Sari, dan Kyai Seton.
Anda bisa mendengarkan melodi gamelan Kyai Lipur Sari yang dimainkan untuk mengiringi latihan tari pada hari Rabu pukul 10:00-12:00. Gamelan Kyai Seton dimainkan pada hari Sabtu untuk latihan para abdi dalem dalam mengiringi upacara-upacara adat. Sedangkan Kyai Kenyut Mesem hanya dimainkan pada acara khusus seperti pernikahan atau penobatan Raja.

Pada bulan Ramadhan, ketiga gamelan pusaka yang ada di Pendopo Ageng dijamas atau dicuci dan tidak dimainkan selama 1 bulan penuh.
Tempat Pertunjukan Wayang Pringgitan Puro Mangkunegaran

Menuju ke belakang Pendopo, Anda akan menemukan beranda terbuka yang bernama Pringgitan. Paringgitan Puro Mangkunegaran digunakan untuk menggelar pertunjukan wayang.
Di dalamnya Anda dapat menyaksikan beberapa lukisan karya Basuki Abdullah, seorang pelukis paling tersohor di Kota Solo. Lukisan tersebut diantaranya KGPAA Mangkunegara VII, KGPAA Mangkunegara VIII, GKP Mangkunegara VII dan GKP Mangkunegara VIII.
Peninggalan Bernilai Seni Tinggi di Ndalem Ageng Museum Puro Mangkunegaran
Di belakang Pringgitan, terdapat nDalem Ageng, bangunan utama dan tempat yang paling sakral di Puro Mangkunegaran. Anda tidak diijinkan menggambil foto maupun video di dalam nDalem Ageng ini.
Tersimpan benda-benda bersejarah yang mengandung nilai seni tinggi di dalamnya. Perhiasan yang terbuat dari emas murni, beberapa senjata yang merupakan hadiah dari kerajaan lain, pakaian-pakaian adat, uang logam kuno, lukisan KGPAA Mangkunegara II hingga KGPAA Mangkunegara IX serta berbagai benda-benda seni.
Anda juga akan melihat petanen, kamar kecil tempat persemayaman Dewi Sri yang berlapiskan tenunan sutera. Orang Jawa sering menyebutnya sebagai senthong tengah.
Keputren Rumah Tinggal Keluarga Puro Mangkunegaran
Keluar dari Dalem Ageng, Anda akan dibawa ke Keputren, tempat kediaman keluarga Mangkunegaran. Terdapat taman asri yang ditumbuhi pohon, bunga, semak hias, sangkar berisi burung, patung-patung klasik bergaya Eropa, serta kolam air mancur.

Menghadap ke taman terbuka, terdapat Pracimoyasa, sebuah ruang keluarga yang digunakan untuk rapat. Di dalam bangunan terdapat ruang makan dengan perabotan dari Eropa. Kaca-kaca berbingkai emas terpasang berjejer di dinding.
Panorama Indah Perpustakaan Rekso Pustoko Pura Mangkunegaran

Di lantai 2 bangunan Pura Mangkunegaran, Anda bisa membaca koleksi buku di perpustakaan Rekso Pustoko. Perpustakaan ini didirikan oleh KGPAA Mangkunegara IV pada tahun 1867. Setidaknya terdapat kurang lebih 6000 koleksi buku berbahasa Jawa maupun Belanda. Selain buku-buku, perpustakaan Pura Mangkunegaran juga menyimpan koleksi naskah kuno, arsip dan juga foto.
Selama membaca koleksi buku, Anda akan ditemani oleh sinar mentari dan panorama mempesona dari sebuah jendela besar yang sangat terbuka lebar.
Topo Bisu Kirab Pusaka Dalem 1 Suro Puro Mangkunegaran

Menyambut datangnya tahun baru Jawa, yaitu tanggal 1 Suro, setiap tahun Pura Mangkunegaran mengadakan kirab pusaka dalem. Lima pusaka berupa 4 tombak dan 1 pusaka yang ditempatkan dalam jodang (kotak kaca) dikeluarkan dan dikirab mengelilingi tembok istana.
Kirab pusaka dimulai pukul 19:30 WIB dengan rute diawali dari gerbang utama di Jl. Ronggowarsito berbelok ke kanan ke Jl. Kartini, Jl. R.M. Said, Jl. Teuku Umar dan kembali lagi ke Pura Mangkunegaran.
Selama kirab, tamu undangan, kerabat dalem, abdi dalem dan masyarakat yang mengenakan pakaian Jawa lengkap, berjalan tanpa alas kaki dan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Suasana khidmat semakin terasa karena sepanjang rute kirab lampu-lampu penerangan jalan umum dimatikan. Ritual kirab ini juga sering disebut laku bisu atau tapa bisu.
Jika Anda ingin mengikuti ritual Kirab Pusaka Dalem, Anda bisa datang 1 hari sebelum tahun baru Islam. Untuk tahun 2020, jatuh pada tanggal 19 Agustus 2020. Namun sayangnya, upacara Kirab Pusaka Dalem untuk tahun ini ditiadakan. Semoga Anda bisa mengikutinya tahun depan, biasanya setiap tahun kalender Jawa maju selama 10-11 hari.
Sejarah Singkat Puro Mangkunegaran
Puro Mangkunegaran didirikan oleh Raden Mas Said atau yang lebih dikenal dengan nama Pangeran Samber Nyawa pada tahun 1757, setelah menandatangani Perjanjian Salatiga pada tanggal 17 Maret 1757.
Perjanjian Salatiga membagi Kerajaan Surakarta menjadi dua, yakni Keraton Surakarta dan Puro Mangkunegaran. Raden Mas Said menjadi pangeran merdeka dengan wilayah kekuasaan berstatus kadipaten atau Praja Mangkunegaran. Raden Mas Said mendapatkan gelar Kanjeng Gusti Adipati Arya Mangkunegara I.
Info Wisata Berkunjung ke Puro Mangkunegaran 2021

Puro Mangkunegaran sudah dibuka kembali mulai 13 Juli 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Anda harus cek suhu tubuh dan cuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk area Puro Mangkunegaran. Dan selama di dalam area, Anda diwajibkan selalu memakai masker.
Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Puro Mangkunegaran 2021
Anda bisa mengunjungi Puro Mangkunegaran setiap hari Senin sampai Minggu mulai pukul 08:00 hingga 14:00. Anda akan dikenakan harga tiket masuk sebesar Rp20.000 per orang.
Untuk memasuki kawasan Puro Mangkunegaran, Anda diwajibkan ditemani oleh seorang pemandu lokal yang merupakan abdi dalem kerajaan Puro Mangkunegaran. Tarif seikhlasnya.
Lokasi Istana Pangeran Puro Mangkunegaran
Puro Mangkunegaran terletak di Jl. Ronggowarsito No.83, Keprabon, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah. Berjarak sekitar 66 km dari Yogyakarta, Anda bisa mencapainya dengan kendaraan pribadi selama kurang lebih 2 jam.
Jika ingin naik kendaraan umum dari Malioboro Jogja, Anda bisa menuju Stasiun Tugu dan naik kereta prameks, turun di Stasiun Purwosari Solo. Dari sini Anda melanjutkan berjalanan dengan naik bus Batik Solo Trans koridor 2 dan turun di Perhutani. Dari Perhutani Anda bisa jalan kaki sejauh 660 meter atau 10 menit menuju Pura Mangkunegaran.
Tidak perlu repot jika Anda sewa mobil dari Jogja. Anda bisa menjelajahi kota Solo sekaligus dengan bebas tanpa terikat waktu. Silahkan pilih mobil yang Anda inginkan di halaman rental mobil kami disini.
Rental Mobil Jogja