Topo Bisu Mubeng Beteng, Ritual Adat Kraton Yogyakarta Malam Satu Suro
Setiap malam pergantian Tahun Baru Hijriah 1 Muharram atau dalam kalender Jawa dikenal dengan 1 Suro, masyarakat Yogyakarta akan melaksanakan sebuah ritual adat, yakni berjalan di malam hari mengelilingi tembok beteng Keraton Yogyakarta tanpa mengucap satu patah katapun. Dalam bahasa Jawa, ritual tersebut dikenal dengan nama Topo Bisu Lampah Mubeng Benteng.
Ritual adat Topo Bisu Lampah Mubeng Benteng dilaksanakan sebagai bentuk intropeksi diri selama satu tahun terakhir dan juga pendekatan diri kepada Tuhan supaya selalu diberikan perlindungan dan keselamatan.
Ritual adat Topo Bisu Lampah Mubeng Beteng terakhir diadakan pada 19 September 2019 lalu. Dikarenakan pandemi, tahun 2020 tidak dilaksanakan.
Pelaksanaan Ritual Adat Topo Bisu Mubeng Beteng Kraton Yogyakarta Pada Malam Satu Suro
Dalam perjalanan Topo Bisu Lampah Mubeng Beteng Anda akan melewati 4 pojok beteng Kraton Yogyakarta.
Tanggal satu Suro atau satu Muharram, tepat pada pukul 00:00, kerabat kerajaan, abdi dalem bersama masyarakat Jogja dengan dikawal barisan Bregada Keraton, berjalan mengitari tembok beteng sejauh 4 km dalam diam.
Masyarakat Jogja terutama bapak-bapak, sangat menyukai ritual Topo Bisu ini. Mereka turut berjalan mengiringi rombongan para abdi dalem Kraton Jogja. Anda pun diperkenankan ikut jika mau.
Tradisi Mubeng Beteng ini sudah berlangsung lama sejak berdirinya Keraton Yogyakarta, yaitu sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono II (1750-1828).
Rute Perjalanan Ritual Adat Topo Bisu Mubeng Beteng Kraton Yogyakarta Malam Satu Suro
Ritual Topo Bisu dilaksanakan di Bangsal Ponconiti Keben Kraton Jogja. Acara diawali dengan acara kenduri kemudian dilanjutkan dengan lantunan macapat yang berisi doa-doa. Tepat pukul 00:00 lonceng Kyai Brajanala akan dibunyikan sebanyak 12 kali, dan dimulailah perjalanan mengelilingi tembok beteng Kraton Jogja.
Iringan Mubeng Beteng diawali dengan rombongan para abdi dalem Kraton Yogyakarta yang memakai pakaian Jawa. Mereka membawa sejumlah pusaka milik Kraton Jogja dan sebuah bendera merah putih. Para abdi dalem berjalan tanpa memakai alas kaki.
Rute dimulai dari Keben Kraton – Jl. Rotowijayan – Jl. Kauman – Jl. Agus Salim – Pojok Beteng Lor – Jl. Wahid Hasyim – Jl. Suryowijayan – Pojok Beteng Kulon – Jl. Letjen MT Haryono – Jl. Mayjen Sutoyo – Pojok Beteng Wetan – Jl. Brigjen Katamso – Pojok Beteng Lor Wetan – Jl. Ibu Ruswo – Alun-Alun Utara dan kembali ke Keben Kraton.
Selama perjalanan sejauh 4 km tersebut, para prajurit, abdi dalem, dan masyarakat tidak boleh berbicara, makan atau minum, maupun merokok. Mereka berdoa di dalam hati untuk kebaikan tahun-tahun mendatang.
Tahun 2021, 1 Muharram akan jatuh pada tanggal 21 Agustus 2021.