Tugu Jogja Ikon Bersejarah Yang Mempesona

Biasanya Tugu atau monumen dijadikan simbol sebagai ciri khas sebuah daerah. Sama halnya dengan Tugu Jogja yang merupakan landmark kota Yogyakarta. Monumen ini tepat beradadi tengah perempatan Jalan Margo Mulyo, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Pangeran Mangkubumi, dan Jalan Diponegoro. Memiliki makna mendalam dan latar belakang berbagai sejarah kota Jogja.
Ada Pepatah, Ke Jogja Tidak Afdol Kalau Belum Ke Tugu Jogja
Ada pepatah yang bilang bahwa mengunjungi Yogyakarta tidak afdol jika tidak mengunjungi Tugu Jogja. Tampaknya pepatah itu manjur karena setiap hari terutama pada malam hari banyak para wisatawan dari luar daerah, menyempatkan diri mengunjungi Tugu Jogja yang terletak di jantung kota Yogyakarta ini.
Ketika pagi hari, terutama hari Minggu, disekitar Tugu Jogja akan banyak dijumpai orang-orang yang berolahraga sambil menikmati monumen yang telah berdiri selama kurang lebih 250 tahun ini. Cobalah datang pada pukul 05.00-06.00 pagi karena jalan masih lengang. Selain itu, udara masih segar serta polusi dari kendaraan bermotor juga masih minim.
Kenikmatan Nongkrong Pada Malam Hari di Tugu Jogja
Saat malam hari tiba, tempat wisata satu ini akan menjadi sangat ramai dikunjungi oleh warga serta para mahasiswa Jogja. Anda bisa melakukan foto dengan latar belakang Tugu Jogja, atau sekedar duduk di bangku taman yang disediakan. Selain itu juga banyak kuliner di sekitar kawasan Tugu Jogja mulai dari Gudeg, Kafe, Angkringan, ataupun menikmati Wedang Ronde semuanya ada disini.
Gemerlap lampu dan lalu lalang kendaraan menjadi teman setia Anda sambil duduk santai di pinggir jalan. Tak jarang, musisi jalanan melantunkan lagu yang menjadikan suasana malam menjadi lebih romantis.
Apa Yang Bisa Ditemukan di Sekitar Tugu Jogja
Di sekitar Tugu Pal Putih, tepatnya arah Timur sekitar 300 meter, Anda bisa menemukan Jembatan Gondolayu. Di tempat ini, saat senja bisa menikmati sunset sembari melihat Kali Code.
Sekitar 1 km ke arah Selatan, Anda akan menemukan kawasan Malioboro yang merupakan lokasi bersarangnya pedagang yang menjual pernak pernik khas Jogja dengan harga yang sangat terjangkau.
Ada beberapa kafe instagenic yang bisa Anda singgahi, seperti Kebon Ndalem, Honje Resto, Shabu Auce, Madam Tan, The White Paal. Atau mencicipi makanan kaki lima seperti Sop Buntut Tugu, Gudeg Juminten Kranggan, Angkringan Kopi Joss ataupun Mie Ayam Santika.
Terdapat banyak hotel yang ada di dekat Tugu. Mulai dari Hotel Phoenix, Hotel Santika, Hotel Pop!, Hotel 101, Hotel Harper, Hotel Arjuna, Hotel Grand Zuri Malioboro, dan Hotel Horison Ultima Riss.
Sejarah Berdirinya Tugu Yogyakarta
Tugu Jogja dibangun pada tahun 1755 oleh Hamengkubuwono I, pendiri Kraton Yogyakarta, mempunyai nilai simbolis dan menjadi sumbu imajiner bersifat magis yang menghubungkan Laut Selatan, Kraton Jogja, dan Gunung Merapi. Di sebelah tenggara Tugu Jogja, Anda akan menemukan miniatur yang dibuat sesuai bentuk awal Tugu yang menceritakan sejarah perjalanan Tugu sebagai salah satu simbol penting di Kesultanan Yogyakarta.
Bentuk Tugu Jogja sendiri memang bisa dikatakan “Jogja banget” karena arsitekturnya disesuaikan dengan budaya Jawa yang kental akan seni.
Bentuk Tugu Jogja Dahulu dan Kini Sangatlah Berbeda

Tugu Yogyakarta saat pertama kali didirikan sangat berbeda dari yang terlihat saat ini. Tiangnya berbentuk silinder (gilig) dan puncaknya yang berbentuk bulat (golong), karena itu juga dinamakan Tugu Golong Giling. Bahkan ketinggiannya pun awalnya mencapai 25 meter.
Namun pada 10 Juni 1867 terjadi bencana alam gempa bumi besar yang mengguncang Yogyakarta, sehingga bangunan Tugu hancur. Dan pada tahun 1889, Pemerintah Belanda merenovasi seluruh monumen Tugu hingga benar-benar berubah. Bentuknya menjadi persegi dan puncaknya berbentuk kerucut yang runcing. Ketinggiannya pun menjadi lebih rendah, sekitar 15 meter. Sejak itulah Tugu disebut dengan nama De Witt Paal atau Tugu Pal Putih.
Makna Filosofis Tugu Jogja Semangat Persatuan Rakyat dan Raja
Bangunan Tugu Jogja pada awalnya yang berbentuk Golong Gilig sebetulnya bermakna filosofis Manunggaling Kawula Gusti yang berarti bersatunya rakyat dan raja sebagai penguasa di daerah Yogyakarta.
Perombakan bangunan Tugu oleh Belanda merupakan taktik untuk mengikis persatuan antara rakyat dan raja tersebut. Namun, melihat perjuangan rakyat dan raja di Yogyakarta yang berlangsung sesudahnya, bisa diketahui bahwa upaya itu tidak berhasil.
Tugu Jogja Tempat Wisata Yang Harus Dikunjungi Pertama Kali
Hal pertama kali yang harus Anda lakukan saat datang ke Jogja adalah mengunjungi Tugu ini. Hal ini sebagai bukti kalau Anda sudah pernah menginjakkan kaki di Jogja. Tugu ini juga terbilang sangat bagus dan juga instagramable. Apalagi jika saat malam hari, ada banyak lampu kecil yang menghiasi.
Banyak bangku taman yang tersedia di sekitar tugu, cocok dijadikan sebagai spot selfie, dan menghabiskan waktu sejenak di kawasan tugu. Jika merasa lapar, Anda bisa menemukan kafe atau restoran di sekitarnya. Saat malam hari, Anda bisa mencicipi makanan khas Angkringan Jogja, nasi kucing. Atau menikmati semangkuk Wedang Ronde yang hangat.
Membutuhkan rental mobil untuk keliling Jogja? Hubungi kami melaui kontak di bawah ini.